Jakarta, jurnal9.tv -Sistem Digdaya Persuratan, inovasi digital yang dikembangkan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), berhasil menembus Top 20 WSIS Prize 2025 untuk Kategori 7: E-Government. Ajang ini menjadi ajang bergengsi bagi Nahdlatul Ulama, karena diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui International Telecommunication Union (ITU).
Arif Faqihudin, Head of Digital PMO PBNU mengatakan, pencapaian inovasi digital NU di level internasional ini bukan sekadar pengakuan atas kemajuan teknologi, melainkan juga bukti bahwa NU mampu menjawab tantangan zaman melalui transformasi digital yang nyata dan terukur. Merespons kebutuhan modernisasi tata kelola organisasi, lanjutnya, pada 1 Agustus 2024, PBNU meluncurkan Digdaya Persuratan sebagai sistem digital yang mendukung proses administrasi dan dokumentasi resmi secara end-to-end. “Mulai dari pembuatan surat, alur pemeriksaan, tanda tangan elektronik, hingga pengarsipan digital—semua dilakukan secara terintegrasi dan aman,” jelas Arif.
Tak hanya itu, sistem ini juga dilengkapi dengan fitur disposisi untuk surat masuk, memo digital untuk komunikasi internal, serta stempel digital yang meningkatkan efisiensi dan keamanan dokumen resmi NU.
Digdaya Persuratan telah menjangkau berbagai tingkatan struktural, digunakan secara aktif oleh PBNU, 18 Lembaga tingkat Pusat, 38 Pengurus Wilayah (PW), lebih dari 100 Lembaga tingkat Wilayah, sekitar 300 Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) dan lebih dari 10 Pengurus Cabang Istimewa di luar negeri (PCINU). “Dari sekitar 8.000 pengurus yang terdaftar, 5.000 di antaranya telah aktif login ke sistem dan Hingga kini, lebih dari 8.500 surat keluar telah diproses oleh sekitar 460 kepengurusan,” jelas Arif.
Untuk lolos dan memenangi penghargaan WSIS Prize 2025, Digdaya Persuratan harus mengikuti tiga tahap utama. Pertama, Tahap Submission, diikuti oleh 973 proyek digital dari seluruh dunia, dan Digdaya Persuratan berhasil lolos ke Top 20 di kategori E-Government. Tahap kedua, Voting Publik, dimana publik, khususnya netizen NU sangat.berperan penting dalam menentukan siapa yang masuk ke posisi 5 besar finalis. Tahap ketiga, penjurian final, dimana Dewan juri WSIS akan menilai finalis untuk menentukan satu pemenang (Winner) dan empat proyek unggulan (Champions) di tiap kategori.
Sementara itu, Wakil Sekjen PBNU, Nur Hidayat mengatakan masuknya Digdaya Persuratan NU ke dalam nominasi WSIS Prize 2025 merupakan bukti nyata bahwa inovasi digital yang lahir dari kolaborasi multi-stakeholders—dari para talenta digital hingga penggerak organisasi—menjadi kekuatan utama dalam membangun ekosistem digital nasional.
PBNU melalui Digdaya Persuratan menunjukkan bahwa transformasi digital bukan hanya mungkin dilakukan oleh institusi besar, tapi juga bisa menjadi gerakan kolaboratif dari komunitas berbasis nilai dan tradisi. Nur Hidayat mengajak semua warga dan pengurus NU mendukung jam’iyah NU memenangi Ajang WSIS Prize 2025. “Ini kesempatan emas membawa nama NU dan Indonesia ke panggung digital dunia kini terbuka lebar,” ajaknya.
Proses voting publik telah dibuka dan dukungan warga NU sangat menentukan.
Begini cara votingnya:
1. Daftar akun di: https://bit.ly/DaftarWSIS
2. Konfirmasi email dan login
3. Voting di: https://bit.ly/VoteDigdayaNU
4. Pilih “Digdaya Persuratan – Digital Document Management System for Organizational Correspondence” di Kategori 7: E-Government
5. Selesaikan voting di semua 18 kategori agar voting dianggap sah.
6. Pastikan muncul tanda “Voting Complete”
Satu suara dari Anda adalah langkah besar bagi NU untuk mengharumkan nama Indonesia di ajang digital dunia. (*)