Komunitas Rumah Baca Bondowoso Desak Pemkab Antisipasi Kesenjangan Pendidikan

Bondowoso, jurnal9.tv -Maraknya perbincangan di media sosial terkait anak-anak yang belum bisa membaca di beberapa daerah menjadi perhatian serius Rumah Baca Bondowoso. Mereka mendesak Pemerintah Kabupaten Bondowoso untuk mengambil langkah konkret dan terstruktur dalam mencegah potensi kesenjangan pendidikan yang bisa terjadi di wilayahnya.

“Kami sangat prihatin. Jangan sampai fenomena serupa terjadi di Bondowoso. Pemerintah harus bertindak lebih serius,” ujar Riski Yanto, Founder Rumah Baca Bondowoso, dalam keterangannya, Rabu (30/4/2025).

Ia menilai bahwa akar persoalan kesenjangan pendidikan sangat kompleks dan memerlukan pendekatan menyeluruh, mulai dari deteksi dini, pelatihan guru, hingga penguatan ekosistem literasi di lingkungan sekolah dan masyarakat.

“Langkah awal yang perlu dilakukan adalah identifikasi anak-anak yang kesulitan membaca atau belajar sejak dini. Tanpa itu, program apapun akan sulit tepat sasaran,” imbuhnya.

Menurut Riski, upaya mengatasi ketimpangan pendidikan tak bisa hanya dibebankan pada Dinas Pendidikan. Pemerintah daerah harus membuka ruang kolaborasi dengan komunitas literasi, organisasi mahasiswa, serta praktisi dan ahli pendidikan untuk merancang program intervensi yang efektif.

“Kami siap terlibat. Rumah Baca Bondowoso membuka diri untuk bekerja sama dengan pemerintah dalam kajian, sosialisasi, maupun pendampingan lapangan,” jelasnya.

Ia juga menyoroti perlunya anggaran yang cukup dari APBD untuk penguatan program pendidikan berbasis inklusi dan keadilan sosial, termasuk penyediaan buku bacaan yang relevan, pelatihan guru literasi dasar, dan penyediaan ruang baca di pelosok.

“Kualitas pendidikan hari ini menentukan arah masa depan generasi Bondowoso. Jangan tunggu viral dulu baru bertindak. Kami harap Pemkab bisa bersikap proaktif,” tegas Riski.

Rumah Baca Bondowoso sendiri merupakan komunitas literasi akar rumput yang telah aktif mendampingi anak-anak dan remaja di kawasan perdesaan. Mereka berkomitmen mengawal isu kesenjangan pendidikan secara berkelanjutan, sembari membangun budaya baca dan berpikir kritis di kalangan generasi muda.(WMS)