Lamongan, Jurnal9.tv – Pelaksanaan Musabaqah Qiraatil Kutub Nasional (MQKN) 2023 di Pesantren Sunan Drajat Lamongan resmi dibuka, Selasa (11/7/2024) malam.
Secara simbolis, kegiatan MQKN ini dibuka oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam Kemenag RI, Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani yang mewakili Menteri Agama H. Yaqut Cholil Qoumas.
Selain menampilkan sejumlah kreasi dari para santri, dalam pembukaan MQKN ini juga dilakukan pengukuhan jajaran Dewan Hakim MQKN 2023, yang nantinya akan menilai dan menetapkan peserta terbaik dalam perlombaan ini.
Dirjen Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani menyampaikan bahwa MQKN 2023 yang digelar di Pesantren Sunan Drajat pada tanggal 11-18 Juli ini mengusung tema Rekontekstualisasi Turats untuk Peradaban dan Kerukunan Indonesia.
Penentuan Pesantren Sunan Drajat sebagai tuan rumah ini berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 337 Tahun 2023 tentang Tuan Rumah Penyelenggara Musabaqah Qiraatil Kutub Tingkat Nasional Tahun 2023.
“MQKN 2023 ini dimaksudkan sebagai ajang lomba (musabaqah) kemampuan santri pesantren dalam membaca, memahami dan mengungkapkan kandungan kitab kuning secara komprehensif,” ujar Ali Ramdhani.
Selain itu, ungkap Ali Ramdhani, MQKN 2023 ini juga bertujuan untuk memotivasi dan meningkatkan kemampuan santri dalam melakukan kajian dan pendalaman ilmu agama Islam yang bersumber dari kitab kuning, sebagai bagian dari proses kaderisasi ulama dan tokoh masyarakat di masa depan.
“Kami juga ingin, melalui MQKN ini jalinan silaturahmi antar pondok pesantren seluruh Indonesia bisa semakin kuat. MQKN ini bukan semata-mata untuk kompetisi saja, tapi juga ajang silaturahmi. Dalam lomba ini, juara itu bonus dan sportifitas itu harus,” bebernya.
Secara rinci, Ali Ramdhani menyebutkan, MQKN ini diikuti oleh 35 Kafilah dari provinsi se-Indonesia. Mereka akan beradu kemampuan dalam musabaqah qiraatil kutub, debat bahasa Arab dan Inggris, bahtsul qutub, debat qanun serta lalaran nadhom.
“Semoga seluruh rangkaian kegiatan ini bisa berjalan lancar, mulai awal hingga akhir. Kami banyak mengucapkan terimakasih kepada jajaran panitia, baik pusat, wilayah maupun kabupaten. Khususnya kepada panitia lokal sebagai tuan rumah dan pengasuh Pesantren Sunan Drajat,” terangnya.
Dalam kesempatan sama, Pengasuh Pesantren Sunan Drajat, KH Abdul Ghofur mengatakan bahwa pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin untuk menjadi tuan rumah yang baik bagi seluruh peserta MQKN yang berasal dari berbagai penjuru nusantara.
Menurut Kiai Ghofur, didapuknya Pesantren Sunan Drajat sebagai tuan rumah MQKN ke-7 ini adalah suatu kehormatan bagi pihaknya. Kiai kharismatik ini berharap, kegiatan seperti ini bisa bermanfaat dan mampu mencetak generasi ulama yang bisa diandalkan.
Sementara itu, Wagub Jawa Timur, Emil Elistianto Dardak menilai bahwa kitab kuning adalah kekhasan yang selama ini menjadi jati diri pesantren. Menurutnya, kekhasan itu tidak dimiliki oleh entitas pendidikan lainnya.
“Kitab kuning adalah tradisi keilmuan pesantren yang kuat dan mengakar dari generasi ke generasi. Pesantren telah melestarikan warisan pengetahuan keislaman yang diperoleh secara turun temurun dari para ulama pendahulu,” katanya.
Lebih jauh, Emil menegaskan, peran dan kontribusi pesantren terhadap pembangunan bangsa dan negara Indonesia begitu penting. Demikian juga dengan kemerdekaan Indonesia yang tak luput dari peran para ulama pesantren.
“Ulama dan santri kita adalah insan yang hebat dan mampu menguasai segala bidang. Juga memiliki peran dan kontribusi yang penting bagi bangsa dan negara. Terbukti dari banyaknya karya pesantren Indonesia yang berkelas dunia dan menjadi rujukan.
Turut hadir dalam kegiatan ini di antaranya, Wakil Gubernur Jawa Timur l Emil Elistianto Dardak, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Prof. Dr. Waryono Abdul Ghofur, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, Pengasuh Pesantren Sunan Drajat Lamongan, Prof. Dr. KH. Abdul Ghofur, jajaran Forkopimda, Kemenag Provinsi dan lainnya. (mbs/snm)