Malang, Jurnal9.tv – Bertempat di Kampus UMKM Shopee Kota Malang, Jumat (24/03/2023) Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan penghargaan pada Pemenang Kompetisi Bisnis Digital Santripreneur, yang digelar oleh Shopee Barokah Jawa Timur. Juara 1 diraih Toko santri Ahwarumi Fashion, Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, yang menjual aneka fashion muslim wanita dan pria, dan berhak atas hadiah Umrah serta modal usaha Rp15 juta.
Juara 2 diraih Toko santri ZOSE asal Pondok Modern Sumber Daya At-Taqwa, Kabupaten Nganjuk, menjual produk minuman herbal untuk kesehatan dalam kemasan, mendapatkan hadiah modal usaha Rp. 15 juta. Sementara Juara 3 diraih Toko santri Faqih 1995 asal Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, menjual shampo dari kandungan alami ekstrak lidah buaya, mendapatkan modal usaha Rp. 10 juta.
Dalam kesempatan itu, Khofifah mendorong Kompetisi bisnis digital ini bisa menjadi model pendampingan bagi para santripreneur dalam melakukan bisnis secara digital, membangun manajerial skill hingga penerapan praktik e-commerce. “Yang dilakukan kampus UMKM Shopee Jawa Timur patut digalakkan, karena akan memberikan penguatan pada proses digitalisasi dari sistem ekonomi berbasis pesantren,” lanjutnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus berupaya mendorong tumbuhnya ekosistem bisnis digital dalam penguatan ekonomi berbasis pesantren, salah satunya melalui program Shopee Barokah dari Shopee yang sekaligus menjadi wadah bagi produk halal yang mendukung potensi industri Islami di Indonesia. Tidak hanya menyiapkan aplikasi, pemrov Jatim bersama Shopee mendirikan UPT Pelatihan Bersama Kampus Shopee di Kota Malang untuk pengusaha muda belajar bisnis digital, mulai cara memotret, mempacking dan melakukan penjualan secara online. “Allhamdulillah UPT Pelatihan ini sudah dua tahun berjalan dan telah banyak memberikan pelatihan. Di Kampus Shopee ini para pengusaha muda diajarkan bagaimana caranya memotret, mempacking dan melakukan penjualan secara live streaming. Mereka diharapkan menjadi top marketer,” terangnya.
Untuk melakukan aktivitas pemasaran, pihak Shopee menyediakam Shopee Barokah bagi produk-produk dari pondok pesantren baik yang dikembangkan melalui pesantenpreneur, santripreneur, maupun sociopreneur. Shopee Barokah pertama diluncurkan pada November 2019 lalu sebagai fitur yang disediakan untuk produk-produk halal berdasarkan sertifikasi dari BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal).
Prinsip Islam dalam fitur Shopee Barokah yakni pembeli dapat menemukan dan membeli produk-produk halal dan bertransaksi sesuai dengan prinsip Islam. dengan menggunakan akad, di antaranya akad jual beli (ba’i), pinjaman (‘ariyah), wadiah, ju’alah, hadiah.
Shopee Barokah juga menghadirkan instrumen pembayaran zakat, infaq, sedekah, dan wakaf (ZISWAF) yang memudahkan pengguna khususnya umat Muslim untuk beramal serta berperan membantu berbagai permasalahan ekonomi dan sosial bersama mitra yang kredibel.
Khofifah berharap Shopee Barokah akan nyekrup bersama Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren), Ekosistem Pesantren, Ekonomi Pesantren (Ekotren) maupun One Pesantren One Product (OPOP), menjadi satu kekuatan kemandirian pesantrennya, kemandirian santrinya, dan kemandirian alumni Pesantrennya.
“Tentunya ini akan menjadi penguatan seluruh basis usaha yang ada di pesantren baik dilakukan oleh pesantren, santrinya maupun alumninya,” katanya.
Bagi Gubernur, para santripreneur merupakan pengusaha-pengusaha yang Insyaallah sukses di dalam menguatkan Nahdlatut Tujjar. Jadi sebelum Nahdlatul Ulama berdiri sebetulnya sudah diawali Nahdlatut Tujjar, atau bangkitnya para pedagang.
“Saya termasuk paling sering diskusi soal Nahdlatut Tujjar. Jadi membangkitkan ekonomi di lingkungan pesantren secara institusional dalam sebuah ekosistem ada pesantrenpreneur, ada santripreneuer, dan ada sociopreneur,” tukasnya.
“Sociopreneur ini bukan hanya lingkaran di luar pesantren tapi juga alumni pesantren. Ini yang jaringannya borderless, tidak ada batasnya jaringan alumni pesantren ini,” imbuh Khofifah.
Lebih lanjut, Khofifah mengatakan bahwa Eco Trend OPOP di Jatim terus berkembang dengan menggandeng Perguruan Tinggi. Karenanya, pada tahun 2024 mendatang, target melahirkan 1.000 item produk UMKM tetapi pada Februari 2023 telah tembus 1024 produk. Semangat dan kreativitas untuk melahirkan produk baru sungguh luar biasa. Selanjutnya saya berharap agar produk mereka terverifikasi serta bisa masuk dan dipasarkan di katalog Shopee atau digital marketing lainnya.
“Kami berharap ada penguatan manajerial skill dari Eco Trend OPOP bersama tim dari Shopee sehingga nantinya 1.000 item produk dari para santripreneur bisa masuk dan terakomodir di katalog Shopee atau digital marketing lainnya ,” harapnya.
Pentingnya digitalisasi bagi para pelaku UMKM ini, kata Khofifah, sejalan dengan prediksi yang dikatakan oleh Jack Ma, Founder Alibaba dalam sebuah forum ekonomi dunia atau World Economic Forum. Jack Ma mengatakan bahwa di tahun 2030 bisnis UMKM dunia akan menjadi tulang punggung ekonomi dunia.
Kemudian tahun 2030, 99% perdagangan UMKM di dunia akan dilakukan secara online. Serta, di tahun 2030 UMKM dunia 85% itu akan melakukan perdagangan melalui e-commerce.
“Kompetisi bisnis digital bagi ekonomi di pesantren ini sesungguhnya membangunkan pengetahuan dan persiapan kita yang oleh Jack Ma katanya 99% UMKM dunia di tahun 2030 akan melakukan proses perdagangan secara online. Jadi masa depan UMKM ini secara global itu luar biasa,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Shopee Barokah, Bukhori Muslim mengatakan melalui program Shopee Barokah ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan santri dalam bisnis digital. Apalagi didukung dengan banyaknya santri dari berbagai ponpes di Jatim yang memiliki berbagai produk kreatif.
“Shopee Barokah ini kita punya kanal khusus namanya produk santri. Seluruh produk dari para santri pesantren yang kita punya bisa disinergikan dengan program Pemprov Jatim yakni OPOP. Sehingga bisa lebih luas jangkauannya. Pasarnya tidak hanya di pesantren di Indonesia tapi juga luar negeri,” katanya.
“Nanti kalau ikut program ekspor impor misalnya shopee dibuka di Korea Singapore, Filipina, itu bahasanya berubah. Apalagi kemarin kita sudah membuka pelatihan yang diikuti 1.000 santri dan mereka bisa berjualan di Shopee Barokah. Dan produk-produknya juga kreatif. Ini luar biasa sekali,” tandasnya.