APBN untuk Kemaslahatan Umat

Surabaya, Jurnal9.tv – TV9  Nusantara mengundang Kepala Kantor Wilayah Diretorat Jendral Perbendaharaan provinsi Jawa Timur, Taukhid, untuk berdiskusi dengan tema “Pemanfaatan APBN untuk Kemaslahatan Umat”. Taukhid mengatakan, “APBN ditetapkan setiap tahun dengan Undang-Undang dan dikelola sedemikian rupa untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Ia menjelaskan bahwa fungsi dari APBN adalah untuk membangun ekonomi serta kesejahteraan masyarakat. Taukhid juga bercerita bahwa pada saat ini kesesuaian pengelolaan APBN dengan regulasi yang ada sudah lebih dari cukup. Taukhid mencontohkan pada tahun 2022 penggunaan APBN dalam mencapai tujuan membangun ekonomi dan kesejahteraan bahkan melebihi capaian yang diharapkan.

“Salah satu indikator pembangunan ekonomi itu berhasil adalah apabila masyarakat itu memperoleh ATAU dapat memproduksi ekonominya lebih tinggi dari harapan. Indikator utama dari meningkatnya kesejahteraan masyarakat adalah tumbuhnya ekonomi”.

Taukhid menjelaskan bahwa target pertumbuhan ekonomi tahun 2022 sebesar 5,2% dan ternyata pertumbuhan ekonomi mencapai 5,3%.

Terkait dampak dari APBN terhadap perekonomian masyarakat, Taukhid menjelaskan bahwa APBN merupakan wujud kebijakan fiskal pemerintah. Ia menjelaskan kebijakan fiskal merupakan pilihan strategi pemerintah untuk mengubah kondisi ekonomi masyarakat dari satu kondisi ke kondisi yang lebih baik.

Taukhid menjelaskan dana APBN diperoleh dari beberapa sumber. Selain pajak, dana juga didapat dari penerimaan negara bukan pajak, hibah, ataupun investasi. di antara alokasi APBN adalah untuk bantuan operasional sekolah (BOS), dana desa, dan sebagainya.

“Bahwa pajak itu kami pungut dengan susah payah untuk investasi, untuk membiayai (bukan beban ya) ke sekolah ya masyarakat, membiayai tadi (desa-desa), kita berikan bahkan BLT-BLT, kepada masyarakat desa semua,” tutur Taukhid saat menjelaskan manfaat penggunaan APBN.

Taukhid bercerita bahwa dalam usahanya untuk mencapai kemaslahatan umat, pemerintah menganggarkan 20% dari APBN untuk pendidikan, dan lebih dari 5% untuk kesehatan. Taukhid mengatakan bahwa masyarakat Indonesia hendaknya bersyukur karena pajak yang tergolong rendah.

Rendahnya pendapatan negara ini juga yang menurut Taukhid menjadi tantangan Indonesia dalam usahanya menjadi kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Untuk mengatasinya, Taukhid menjelaskan yang harus dilakukan adalah meningkatkan kesadaran masyarakat terkait manfaat pajak adalah untuk kemaslahatan umat.  Ia juga memberikan catatan dalam mencapai tujuaan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pajak, pegawai negeri hendaknya bersikap sebagai pelayan masyarakat.

“Kepercayaan masyarakat tumbuh karena apa? Karena pemerintahnya melayani dan masyarakatnya jadi percaya. Ini yang ingin diciptakan ya. Mudah-mudahan kita bisa sama-sama bergerak ke arah sana. Jangan ada fitnah-fitnah yang dikembangkan yang kemudian akan menciptakan justru perpecahan,” pungkasnya. (swp/snm)