Home » Ini 5 Mitos Seputar Latihan Kebugaran yang Beredar di Sekeliling Kita
kesehatan Lifestyle

Ini 5 Mitos Seputar Latihan Kebugaran yang Beredar di Sekeliling Kita

SURABAYA, JURNAL9.tv- Melatih kebugaran tubuh adalah salah satu gaya hidup masyarakat modern. Pusat-pusat kebugaran yang tumbuh dan berkembang masif menjadi pertanda meningkatnya minat masyarakat terhadap olahraga.

Beragam manfaat bisa kamu dapatkan saat latihan kebugaran. Namun sayang, ada beberapa mitos, yang entah diembuskan siapa, membuat kita berpikir ulang untuk mendatangi tempat-tempat kebugaran. So, niat hati berolahraga melatih kekuatan dan ketahanan tubuh tiba-tiba direm mendadak.

Nah, dalam rangka membantu akhi-ukhti menegakkan kembali niat berolah vokal..eh maksudnya olahraga, nih JURNAL9.tv kasih ulasannya buat kamu agar tidak terus menerus salah kaprah.

1. Vakum dari Latihan Membuat Tubuh Semakin Berlemak
Mitos yang pertama dan sering kita dengar adalah ketika kamu terbiasa latihan kebugaran lalu kamu vakum dari latihan dapat membuat tubuhmu semakin berlemak dibanding sebelumnya. Ingat, otot yang terbiasa dilatih akan tumbuh lebih tebal dan kuat. Jika kamu berhenti tentu akan terjadi proses artrofi, otot akan menyusut tapi bukan berarti menjadikanmu semakin berlemak dari sebelumnya. Pola makan dan keadaan kelebihan kalori karena berkurangnya aktivitas pembakaran energi adalah sebab pasti mengapa tubuh seseorang semakin berlemak.

2. Latihan Kebugaran Membuat Perempuan Kekar
Banyak perempuan jadi maju mundur cantik untuk latihan kebugaran karena mitos yang satu ini. Secara umum, fisik perempuan tidak dilahirkan dengan jumlah hormon testosteron yang cukup untuk membentuk tubuh kekar layaknya pria. Bahkan, meski kamu rutin mengangkat dumbbell, tubuh perempuan tidak akan kekar bak seorang bodybuilder. Hanya gurat tipis otot yang mempertegas postur kamu dan kulit nampak lebih kencang. Jika kamu melihat beberapa perempuan terlihat kekar seperti pria, mungkin ia telah berlatih beban dengan intensitas tinggi dan sangat lama atau bahkan menggunakan bantuan steroit untuk membentuk ototnya.

3. Timbangan Tak Turun, Latihanmu Gagal ?
Ketika kamu rajin melakukan latihan kebugaran berharap turun berat badan, ternyata yang kamu dapati angka timbangan tetap stagnan atau malah bertambah. Hai akhi wa ukhti dengarlah. Otot yang sering kamu latih membuat massanya bertambah. Namun bukan berarti latihanmu gagal. Jika massa otot begitu berat meski volumenya kecil, lemak jauh lebih ringan meski volumenya cukup memakan ruang. Cobalah jadikan baju-baju lamamu sebagai tolok ukur, apakah ia terasa semakin longgar? Jika iya kamu sangat beruntung. Massa otot yang bertambah membuat kamu lebih langsing meski berat badanmu stagnan.

4. Banyaknya Keringat Menunjukkan Jumlah Lemak yang Dibakar
Keringat merupakan respons biologis untuk menjaga suhu tubuh agar tetap normal. Tubuhmu mengeluarkan banyak air saat berkeringat. Tidak ada korelasi antara jumlah keringat dengan jumlah lemak yang kamu bakar lo akhi dan ukhti. Mengapa? Karena lemak tidak lantas terbakar dan keluar lewat pori-pori kulitmu. Lemak terbakar setelah tubuhmu menghabiskan energi dari gula dalam darahmu. Cadangan energi berupa lemak ini tidak bisa kamu ukur proses pembakarannya berhasil atau tidak bukan dalam sekali atau beberapa kali latihan. Imbangi latihanmu dengan menjaga pola makan dan asupan jumlah kalori ya akhi wa ukti jika ingin membakar cadangan lemak dalam tubuhmu.

5. Latihan kebugaran Menurunkan Kesuburan
Berkaitan dengan mitos yang satu ini, latihan kebugaran dengan intensitas ringan hingga sedang dapat membantu meningkatkan produksi hormon yang berkaitan dengan pertumbuhan sel telur dan sel sperma. Selain itu latihan kebugaran dapat meningkatkan dan memperbaiki metabolisme tubuh dan sirkulasi darah untuk mengirim nutrisi dan oksigen ke seluruh penjuru organ tubuh, termasuk organ reproduksi. Peneliti di Massachusetts General Hospital Fertility Center menyebut pria dengan aktivitas fisik moderat memiliki konsentrasi sperma 43 persen lebih tinggi dibanding mereka yang tidak melakukan latihan kebugaran. Namun, tetap harus diingat segala sesuatu yang berlebihan tentu tidak baik ya akhi wa ukhti. (eab/shk)

Tags