Raudhah, Taman Surga di Tengah Masjid Nabawi, Tempat Mustajab Doa dan Ziarah Penuh Cinta

Madinah, jurnal9.tv -Tidak banyak tempat di bumi yang mendapat julukan “taman surga”. Namun, Raudhah, sebuah ruang sakral di dalam Masjid Nabawi, menjadi pengecualian. Rasulullah SAW sendiri menyebutnya: “Ma bayna baitî wa mînbrî raudhah min riyâdhil jannah” — antara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman surga.

Luasnya hanya sekitar 330 meter persegi, tapi nilai spiritualnya tak terhingga. Inilah titik paling diburu jemaah haji dan peziarah dari seluruh dunia. Di sinilah, doa-doa diyakini lebih mudah diijabah. Shalat di tempat ini pun disebut Rasulullah lebih utama daripada seribu shalat di tempat lain, kecuali di Masjidil Haram.

“Raudhah adalah tempat paling sakral di Madinah. Di sanalah Nabi berdoa, berdakwah, dan kini dimakamkan,” ujar Prof. Dr. Oman Fathurahman, Guru Besar Filologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Ketua Mustasyar Dinny, saat ditemui di Madinah.

Raudhah terletak di antara bekas rumah Rasul—yang kini menjadi makam beliau—dan mimbar tempat beliau berkhutbah. Di sisi kanan dan kirinya juga dimakamkan dua sahabat karib Nabi: Abu Bakar As-Siddiq dan Umar bin Khattab. Kedekatan mereka dalam kehidupan, terjaga pula setelah wafat.

Prof. Oman menjelaskan, ziarah ke makam Rasulullah adalah bagian dari sunah. “Rasul pernah bersabda: Barang siapa berziarah ke kuburku setelah aku wafat, maka seolah-olah ia menziarahiku saat aku masih hidup,” ujarnya.

Kini, seiring perkembangan teknologi dan kebutuhan pengaturan yang lebih tertib, akses masuk ke Raudhah dilakukan melalui aplikasi Nusuk. Jemaah harus mendaftar dan datang sesuai waktu yang telah ditetapkan. Hal ini membuat pengalaman ziarah lebih nyaman dan khusyuk.

Prof. Oman juga mengungkap sebuah kisah lama yang menyentuh. “Konon, atas permintaan Siti Aisyah, dibuat jendela kecil di atas makam Rasul. Saat Madinah dilanda kemarau, jendela itu dibuka agar hujan turun langsung membasahi makam. Air hujan itu diyakini membawa berkah,” kisahnya.

Berada di Raudhah, tak hanya soal fisik berada dekat makam Nabi. Tapi juga tentang menghadirkan kerinduan, memanjatkan doa penuh cinta, dan mengikat erat kecintaan kepada Rasulullah SAW.

“Bagi umat Islam, Raudhah bukan sekadar ruang. Ia adalah ruang jiwa,” pungkas Prof. Oman.