banner 728x250

Perjalanan Ibadah hingga Akhir Hayat, Ini Bekal Pernikahan yang Wajib Diketahui Jomblo

Surabaya, Jurnal9.tv – Heboh pernikahan Putra Bungsu Presiden RI Kaesang Pangarep dan Erina Gudono. Pernikahan yang digelar Sabtu 10-11 Desember 2022 itu bahkan melibatkan menteri era Jokowi. Segala Hal yang berkaitan dengan ‘Royal Wedding’ itu menarik perhatian warga.

Nah Sobat muda ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pernikahan. Ning Dhomirotul Firdaus, dari Pesantren Lirboyo Kediri, melalui redaksi Jurnal9.tv mengatakan bahwa, ia tak ingin mengomentari pernikahan Kaesang dan Erina. Namun, Ning Firda sapaan akrabnya, mengajak kepada para perempuan untuk bisa memahami apa itu pernikahan.

“Menurut saya pernikahan itu adalah sebuah perjalanan ya. Perjalanan ibadah yang sangat panjang, dan di dalam pelaksanaan ibadah tersebut itu tentu membutuhkan bekal. Analogi sederhananya, jika kita akan melakukan perjalanan panjang ya misalkan mudik, sebelum berangkat kita pasti sudah menyiapkan bekal terlebih dahulu. Di tengah-tengah perjalanan, bekal itu juga harus terus kita upgrade ya, ya isi bensin, isi ulang makanan, dan upgrade hal lainnya. Begitupun Pernikahan,” jelasnya.

Bekal pernikahan itu disiapkan mulai dari sebelum menikah dan terus di-upgrade hingga akhir hayat. Sebelum menikah harus mempunyai bekal dan kesiapan, dan bekal paling penting dalam pernikahan itu adalah ilmu. Berikut ini bekal yang harus dimiliki seseorang yang akan menikah:

  • Ilmu Islam
  • Ilmu Parenting

Mempelajari ilmu parenting sangat bermanfaat ketika nanti setelah menikah bisa langsung mempraktekkannya. Meskipun dalam teori dan prakteknya nanti akan sangat berbeda. Minimal, bekal pengetahuan sudah dimiliki.

  • Ilmu Mengambil Hati Mertua
  • Ilmu Akhlak
  • Ilmu Keuangan

Sebelum menikah, sebagai seorang perempuan sebaiknya telah memiliki bekal finansial. Tidak harus yang sangat mapan, setidaknya bisa menghidupi diri sendiri. “Jangan sampai menikah dengan niat agar saya ini dibiayai oleh pasangan, setidaknya kita sudah mampu menghidupi diri kita sendiri, sudah selesai dengan diri kita sendiri, kebutuhan kita sendiri, barulah kita melangkah untuk menikah” kata Ning Firda.

Sementara sebagai laki-laki, sebaiknya memutuskan menikah, ketika punya kesanggupan untuk menafkahi pasangan dan keluarga nantinya. “Jika tidak memiliki kesanggupan untuk menafkahi, maka itu akan menyakiti pasangan,” tambahnya.

  • Ilmu Psikologi
  • Ilmu Mempelajari Lawan Jenis
  • Ilmu Komunikasi

Membangun relasi pernikahan menjadi tugas kedua pasangan, bukan hanya tugas suami saja , atau istri saja. Membangun keluarga yang saling membahagiakan, sakinah mawadah warohmah diperlukan kerjasama dari kedua pasangan. Keduanya saling berkontribusi, saling membahagiakan dan, saling mengerti.

  • Kesehatan Reproduksi
  • Kehamilan dan lain sebagainya

Selain itu, menikah juga butuh kesiapan kesiapan. “Kesiapan mental atau psikis, kesiapan mental ini gunanya untuk kita bisalah mengelolah emosi. Ketika kita sedang marah, takutnya kalau kita enggak bisa mengelolah emosi, malah akan membentak-bentak pasangan. Itukan masuk KDRT juga. Karena Suami atau Istri bisa menjadi korban KDRT,” terang Ning Firda yang juga aktif menjadi pembicara di Nikah Institute.

Kapan Baiknya Memutuskan Menikah?

Di masyarakat, masih banyak yang memutuskan menikah karena usia, karena orang tua, atau karena keadaan. Menurut  Ning Firda, memutuskan menikah itu ketika kita memang sudah siap lahir dan batin. Siap dengan konsekuensi pernikahan itu seperti apa.

“Menikahlah saat siap menjalaninya, tahu risikonya, tahu konsekuensinya. Tidak hanya melihat sebuah pernikahan hanya sebagai bahagia-bahagia saja. Misalnya, angan-angannya adalah enak ya kalau pulang kuliah ada yang masakin. Pernikahan enggak kayak gitu. Itu mungkin hal terkecil dari pernikahan. Tapi sebenarnya kan masih banyak sekali ujian-ujian dalam pernikahan,” terangnya.

Setelah menikah ternyata orangnya sangat berbeda?

Perempuan tidak hanya harus menanti, namun juga mempunyai hak untuk memilih jodoh. Saat sedang menanti jodoh, isilah waktu penantian dengan hal-hal yang produktif, mengisi hari-hari dengan ilmu, menjaga masa muda agar tidak ternodai, dan jangan penuhi pikiran kita dengan hanya memikirkan jodoh.

Ning Firda yang juga narasumber Kiswah Female Tv9 Nusantara mengatakan, Dawuh Habib Umar Bin Hafid yang dinuqil dari buku Ning Balqis Azizi yang berjudul “Menikah Meraih Sakinah” mengatakan, “Sebagai Darah Muda, memikirkan tentang jodoh itu sangat wajar, tetapi tidak seharusnya waktumu habis untuk memikirkan sesuatu yang sudah dijamin untuk kamu. Jadi untuk itu, cobalah ubah pola pikir kita, dari yang dulu bertanya-tanya siapa ya jodoh kita? Apakah dia, dia atau dia? atau siapa?. Ubah menjadi apakah sudah cukup bekal saya, bekal ilmu saya untuk kehidupan setelah menikah nanti?”.

Mengenali calon pasangan bisa lewat ta’aruf. Pun setelah menikah harus terus berta’aruf.

Menikah itu bukan tentang siapa yang cepat dia yang menang. Pernikahan bukan seperti lomba lari. Tetapi, siapa yang banyak bekalnya, maka dia yang akan menang melewati ujian-ujian dalam pernikahan.

Nah para jomblo, tidak perlu sibuk meratapi kejombloan ya… Persiapkan Bekalmu dan Ilmumu selagi menanti jodoh. (snm)