Surabaya, Jurnal9.tv – Masyarakat di Surabaya Raya yang biasa menonton televisi di rumah dengan frekuensi analog, mulai Selasa (20/12) pukul 24.00 WIB atau Rabu dinihari tadi, sudah tidak bisa menikmati program siaran 20an kanal TV nasional lokal. Sebagai gantinya, masyarakat harus menonton televisi melalui frekuensi digital, yang notabene gambarnya lebih jernih, hampir tak ada perbedaan lagi antar stasiun televisi. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengimbau Masyarakat yang belum bisa mengakses siaran TV digital, menambahkan Set Top Box (STB) di pesawat Televisi, tanpa harus mengganti TV baru yang sudah tersedia akses frekuensi digital sebagaimana Smart TV yang tersedia di pasar.
Sementara TV9 Nusantara sebagai bagian industri televisi, telah mematikan pemancar TV analognya yang berlokasi di Sambisari Surabaya Barat, dinihari tadi. Sebagai gantinya, pemirsa dapat menikmati program siaran TV9 melalui frekuensi digital di kanal 25 UHF atau di platfom aplikasi NINEFLIX yang menyediakan fitur menonton siaran streaming TV9 melalui smartphone.
Komisioner KPI Pusat Mohamad Reza, Selasa hingga Kamis ini, memantau langsung pelaksanaan Analog Switch Off (ASO) oleh belasan stasiun televisi nasional dan lokal di Surabaya. Selain itu, Reza memantau progress ketersediaan STB, baik yang dibagikan gratis bagi keluarga miskin, serta ketersediaan STB di pasaram. “Alhamdulillah, seluruh stasiun televisi, baik nasional maupun lokal di wilayah siaran Jatim I atau Surabaya Raya sudah patuh pada aturan pemerintah untuk mematikan TV analog di transmitter masing-masing mulai Rabu Dinihari,” imbuhnya.
Reza mengimbau stasiun televisi pemenang tender penyedia kanal siaran digital atau MUX untuk melaksanakan tugasnya, menyediakan dan membagikan STB pada keluarga miskin sesuai aturan Kementerian Kominfo RI. Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota melalui Dinas Kominfo, diminta Reza untuk bersama KPID mengawal pelaksanaan kebijakan migrasi frekuensi analog ke digital ini untuk menjamin hak-hak informasi masyarakat dan hak berusaha dunia industri pertelevisian. Reza mengingatkan, kebijakan migrasi ini diambil sebagai upaya mengoptimalkan sumberdaya terbatas berupa spektrum frekuensi udara untuk keperluan infrastruktur internet dan layanan telekomunikasi lainnya, dari yang selama ini frekuensi itu dihabiskan untuk kepentingan kanal televisi. “Jadi migrasi digital ini adalah untuk kemaslahatan kita semua, ayo kita dukung bersama,” harapnya.
Sementara itu, dari pusat transmitter televisi di kawasan Sumbersari, Surabaya Barat dilaporkan, semua televisi sudah mematikan pemancar analognya. Sururi Arumbani, corporate secretary sekaligus penanggung jawab teknik TV9 Nusantara telah memastikan pihaknya telah melakukan Analog Switch Off pemancar berkapasitas 20 Kilowatt yang lebih 10 tahun beroperasi itu. Sururi juga mengimbau agar pemirsa setia TV9 segera beralih ke kanal digital 25 UHF yang dioperasikan oleh Metro TV. “Coba dicek, di kanal digital, TV9 tampil jauh lebih jernih dan cling, tak ada beda dengan stasiun televisi nasional sekalipun,” sambungnya.
Selain itu, lanjut Sururi, masyarakat bisa mendowload aplikasi videostream android NINEFLIX untuk menikmati siaran TV9 melalui smartphone. Link Download:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.dnfsoft.nineflix
Sururi juga menyilakan masyarakat Indonesia, tidak hanya di Surabaya dan Jawa Timur untuk menonton TV9 melalui parabola free to air (satelit telkom-4), atau di hampir semua TV berlangganan sebagaimana di Indihome Usee TV, TransVision hingga First Media. “Walhasil, sudah bisa diakses secara multiplatform, sehingga TV9 siap memasuki era baru TV Digital dan industri digital,” tegasnya (*/snm)