RMI NU Sidoarjo Siap Kawal Pesantren Ramah Anak

Sidoarjo, Jurnal9.tv – Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Nahdlatul Ulama Sidoarjo siap mengawal dua tantangan yang sedang dihadapi pondok pesantren. Kedua tantangan tersebut salah satunya adalah pesantren ramah anak yang bisa mengaktualisasikan pendidikan yang penuh kasih dan sayang.

Ungkapan ini dinyatakan KH Muhammad Syakir Ridlo, ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Nahdlatul Ulama Sidoarjo saat menggelar halal bi halal bersama pengurus cabang Nahdlatul Ulama, Bakesbangpol, Kabagkesra, Kemenag, serta pengasuh Ponpes di Sidoarjo.

Kegiatan halal bi halal ini bertempat di aula Kementerian Agama kabupaten Sidoarjo. Dalam sambutannya, KH Muhammad Syakir Ridlo mengatakan siap mengawal dua tantangan yang dihadapi pondok pesantren, di antaranya pesantren ramah anak dan One Pesantren One Product (OPOP).

Untuk pondok pesantren ramah anak, RMI NU Sidoarjo akan mengaktualisasikan pendidikan yang penuh kasih dan sayang. Pondok pesantren perlu trobosan baru dalam pengajaran karena Ponpes zaman dahulu dinilai sangat berbeda dengan kondisi saat ini.

Meskipun begitu, pembelajaran tentang pendekatan dzohir maupun batin secara spiritual dan tradisional tetap tidak semata-mata dihilangkan. Dengan adanya pesantren ramah anak, mereka tidak akan merasa dipenjara selama tinggal dan belajar di pondok pesantren. Pendekatan layaknya keluarga sendiri perlu digalakkan untuk mencapai tujuan ini.

Sedangkan untuk one pesantren one product (OPOP), RMI NU Sidoarjo siap melangkah menuju kemandirian ekonomi dalam mengembangkan usaha. Pondok pesantren nantinya akan memproduksi satu produk unggulan untuk kemudian penjualannya  akan difasilitasi dan dibantu oleh OPOP Jawa Timur.

“Terjadi beberapa kasus di berbagai tempat yang lain, termasuk juga karena ada Undang-Undang perlindungan anak. Lha ini juga harus bisa dijadikan kewaspadaan kepada semua pengasuh agar memberikan pengajaran, memberikan pengasuhan kepada santri agar bagaimana pembelajaran, pengasuhan itu ramah terhadap anak. Kasih sayang terhadap anak,” terang KH Muhammad Syakir Ridlo, ketua rabithah ma’ahid Islamiyah (RMI) nahdlatul ulama Sidoarjo.

Terkait dengan OPOP, Muhammad Syakir Ridlo mengatakan “untuk OPOP ini adalah dalam rangka kami (pondok pesantren) kemandirian, kemandirian ekonomi. OPOP Jatim memberikan fasilitas bagaimana kemudian pondok-pondok pesantren ini mempunyai usaha. Usaha ini kemudian difasilitasi oleh OPOP yaitu untuk pemasarannya, untuk iklannya, dan semuanya”.

Saat ini RMI NU Sidoarjo telah memberikan fasilitas pendidikan digitalisasi berupa seperangkat komputer kepada 40 pondok pesantren di wilayah Sidoarjo. Setiap Ponpes menerima 1 unit komputer senilai 25 juta yang sebelumnya bekerjasama dengan badan usaha milik negara (BUMN).

Dalam waktu dekat, RMI NU Sidoarjo juga akan meneruskan program tersebut dengan memberikan sebanyak 50 madrasah di bawah naungan Kementerian Agama. Pemberian akan dilakukan secara bertahap mulai tahap 1 sebanyak 20 unit komputer dan ditahap 2 sebanyak 30 unit komputer. Ini dilakukan sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas informasi teknologi.