Surabaya, jurnal9.tv -Sosialisasi ini dikemas dengan pemberian gift atau souvenir yang menunjukkan simbol Pilkada kepada para pengguna jalan oleh para model Gn-Z dan komisioner KPU Jatim, di kawasan Gubeng, Surabaya, pada Jumat (6/8/2024).
Komisi Pemilihan Umum Jawa Timur (KPU Jatim) menarget bisa mengurangi angka golput sebesar 16 persen di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024.
Nur Salam Anggota Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat (Sosdiklih Parmas) KPU Jatim mengatakan, angka 16 persen itu merupakan jumlah golput pada Pemilu 2024 di Jatim Februari kemarin.
Angka golput di Pemilu Presiden kemarin menjadi bahan evaluasi KPU Jatim supaya meningkatkan angka partisipasi pemilih. Di sisi lain, KPU Jatim ingin mempertahankan jumlah partisipasi pemilih di Pemilu kemarin seperti di Pilkada kali ini, yakni sebesar 83 persen.
Foto: Komisioner KPU Jatim Nur Salam Bersama Model Millennial Sosialisasi Pilkada Serentak di Area Jalan Gubeng Surabaya
“Kami berharap peran serta seluruh elemen terutama peningkatan partisipasi pemilih di Pilkada 2024 ini kami Menarget untuk menjaga partisipsi pemilih merujuk Pemilu 2024 lalu di angka 83 persen,” tuturnya.
Salam menyebut, tugas mengajak masyarakat supaya tidak golput di Pilkada kali ini cukup berat, karena digelar secara serentak di 38 kabupaten/kota.
“Ini tentu berat, bagi kami tantangan yang luar biasa di Pilkada melihat statistik sejauh ini. Harapan kami ini optimis untuk itu bisa dijaga, angka partisipasi pemilihnya,” ujarnya.
Hasil analisis KPU menyebut faktor masyarakat tidak menggunakan hak pilihnya cukup kompleks. Salam mengatakan, golput tidak dipengaruhi kelompok usia, faktor pendidikan, dan wilayah.
“Sangat kompleks, tidak dipengaruhi umur saja dari 16 persen itu, apalagi latar belakang pendidikan. Misalnya angka partisipsi pemilih di Pacitan lebih tinggi daripada Surabaya,” jelasnya.
Oleh karena itu, KPU Jatim menggandeng para relawan muda untuk meningkatkan angka partisipasi pemilih melalui kampanye ajakan datang ke TPS melalui media sosial dengan konten sekreatif mungkin.
“Gaya Gen Z, gaya media sosial, dengan konten yang menarik. Kalau tidak dilaksanakan metode sekreatif mungkin tidak menarik bagi semua kalangan,” ujarnya.
Salam melanjutkan. “Hari ini kami membagikan bahan sosialisasi ke jalan-jalan tujuannya satu, agar masyarakat paham tanggal 27 November ada coblosan serentak. Selanjutunya hak kesadaran pemilih itu pemilih rasionalnya meningkat,” tandas Salam.