Pesan Pilkada Damai dari NU Madura

Surabaya, jurnal9.tv -Perhelatan Pemilihan Kepala Daerah serentak tahun ini menjadi perhatian serius semua pihak, termasuk jam’iyyah Nahdlatul Ulama. Tidak lama lagi, warga Jawa Timur akan melaksanakan proses demokrasi, yakni memilih calon kepala daerah. Demikian pula warga Madura akan memilih calon kepala daerahnya serentak pada tanggal 27 November 2024.

Nahdaltul Ulama wilayah Madura, terdiri dari PCNU Bangkalan, PCNU Sampang, PCNU Pamekasan dan PCNU Sumenep mengeluarkan seruan moral bersama, pada hari Sabtu 16 November 2024 kepada warga NU di Madura untuk menjalankan hak pilihnya dengan tetap berpengang pada pedoman berpolitik bagi Warga NU yang sudah diatur dalam peraturan organisasi.

“Mengingatkan warga untuk tetap berpegang pada pedoman yang sudah diatur organisasi merupakan kewajiban bagi para pengurus NU di semua tingkatan”, demikian pernyataan KH. Taufiq Hasyim, Ketua PCNU Pamekasan saat talkshow dalam program Ihwal Jam’iyah (Selasa, 19 November 2024) di TV9.

Para Ketua PCNU tersebut menekankan bahwa penggunaan hak memilih adalah bentuk prasyarat jika ingin membangun daerah. Jika membangun adalah kewajiban, maka memilih kepala daerah yang akan menjalankan pembangunan juga wajib. Ada tujuh poin yang diserukan oleh mereka untuk warga NU di Madura terkait Pilkada 2024 ini, yaitu:
– melaksanakab istighotsah demi kesuksesan dan terciptanya Pilada Damai 2024
– berperan aktif menggunakan hak pilihnya sesuai hati nurani masing-masing/tidal golput
– menjaga kerukuan dan mengharagai perbedaan pilihan, baik pra, maupun pasca Pilkada 2024
– menghindari fitnah, perkataan kotor, provokasi baik langsung maupun melalui media sosial
– menghindari money politic
– berpegang teguh pada 9 pokok pedoman politik NU, dan
– menghimbau kepada penyelenggara pemilu (KPU,Bawaslu) dan aparat untuk menjunjung tinggi integritas dan netralitas

“Seruan moral ini menekankan pada aspek kesadaran warga NU dalam membaca narasi yang beredar di tengah pilkada ini,” tutur KH Makki Nashir, Ketua PCNU Bangkalan. Syekhona Kholil memberi pesan kepada Kyai Hasyim Asy’ari untuk membentuk jam’iyah Nahdlatul Ulama itu melalui tongkat Nabi Musa yang melawan sihir-sihir pengikut Fir’aun. Tali-tali yang disihir menjadi ular-ular oleh ahli sihir Fir’aun itu ibarat narasi-narasi yang dapat mempengaruhi cara pandang masyarakat. Kehadiran tongkat Musa adalah perlawanan terhadap hal itu dengan berpegang teguh pada nilai-nilai Ilahiah. Warga diajak berpikir sehat dalam menghadapi berbagai narasi-narasi yang bisa merusak cara berpikir.

Tidak hanya soal narasi yang bisa berpotensi fitnah, tetapi praktek-praktek kotor seperti taruhan perlu dihindari. “Sebagian masyarakat kita, saat pemilihan kepala daerah itu pasang taruhan, judilah. Aparat harus memperhatikan ini,” imbuh KH Pandji Taufiq, Ketua PCNU Sumenep. Perilaku seperti ini bisa memperkeruh suasana saat proses pilkada berlangsung dan bisa berdampak pasca pilkada.

Banyak hal muncul selama proses pilkada, yang bisa menimbulkan kekacauan dan konflik dalam masyarakat. Apapun itu semua harus bahu membahu demi sukses dan kelancaran pilkada di Jatim. “Kami tetap optimis, apapun rintangan yang dihadapi, insya allah pilkada ini berjalan lancar, damai dan sukses,” demikian pernyataan KH Ithqan Bushiri, ketua PCNU Sampang, di sesi akhir program Ihwal Jamiyah di TV9. Warga secara bersama-sama diajak istighotsah selama beberapa hari sampai pelaksanaan pilkada nanti, dengan tujuan mengharap pertolongan Allah agar pilkada ini berjalan damai.

Simak perbincangan Pesan Pemilu Damai dari NU Madura di link berikut: