Lampung, Jurnal9.tv- Hari ini seluruh mata tertuju pada Lampung, tempat di mana Muktamar NU diselenggarakan. Rabu (22/12/2021) pagi masyarakat indonesia telah menyaksikan bersama-sama pembukaan Muktamar ke-34 Nu yang dihadiri Presiden dan Wakil Presiden RI, serta wakil presiden periode 2014-2019 Jusuf Kalla.
dr Syahrizal Syarief, Sekretaris Panitia Muktamar ke-34 NU menjelaskan bahwa pembukaan bisa diselenggarakan di pesantren Darussa’adah karena pesantren adalah marwahnya Nahdlatul Ulama.
Dinamika dalam Muktamar NU selalu ada. Itu untuk menghasilkan suatu keputusan yang terbaik dalam Muktamar NU. dr Syahrizal mengatakan jika semua berjalan dengan lancar dan baik. Hal itu ditegaskannya dalam konferensi pers rabu malam untuk menanggapi isu kisruhnya sidang tata tertib (tatib) Muktamar. Sidang Tatib sendiri dilaksanakan sejak sore hari, dipimpin oleh ketua PBNU Profesor M Nuh, Asrorun Ni’am Sholeh, dan Prof Nadirsyah Hosen.
Dr Syahrizal juga menjelaskan bahwa ada satu perbedaan mekanisme pemilihan Rois Syuriah dan ketua umum PBNU.
“Rois Aam ditetapkan melalui musyawarah oleh sembilan formatur (Ahlul Halli Wal Aqdi/Ahwa). Jadi baik di cabang maupun pengurus cabang istimewa dan wilayah, masing-masing mengajukan 9 nama. 9 orang ini adalah adalah yang memenuhi kriteria untuk menjadi menjadi Rois Aam. Namun tentu saja, suara terbanyak tidak serta merta menjadi Rois Aam. Tetapi biasanya, akan menjadi pimpinan Sidang rapat musyawarah untuk menentukan rois Aam.” Jelas, dr Syahrizal Syarif, Sekretaris Panitia Muktamar ke 34 NU
Sementara Ketua Umum PBNU dipilih secara one man one vote.
Artinya seluruh cabang yang berjumlah 560, seluruh wilayah yang berjumlah 34, dan PCI yang berjumlah 31 pada dasarnya mempunyai hak suara dengan ketentuan-ketentuan bahwa Pengurus NU tersebut harus berada dalam status sah sesuai AD/ART.
Selain itu, calon Ketua Umum PBNU adalah seseorang yang telah mendapat persetujuan dari Rois Aam terpilih. (ah/snm)