Perhutanan Sosial sebagai Bagian Gerakan Keluarga Maslahat NU

Pasuruan, jurnal9.tv -Program PBNU saat ini adalah membangun peradaban, bahkan sampai pada peradaban dunia. Keluarga merupakan basis sosial utama dalam pembangunan peradaban manusia. Program-program PBNU diarahkan kepada membangun peradaban berbasis masyarakat, khsusnya keluarga. Gerakan Keluarga Maslahat merupakan bentuk keseriusan PBNU dalam membangun peradaban manusia berbasis unit masyarakat terkecil, yakni keluarga.

Gerakan Keluarga Maslahat NU (GKMNU) merupakan gerakan besar dengan melibatkan banyak pihak dalam lingkungan Nahdlatul Ulama. Salah satu aspek yang diperhatikan adalah membangun kemandirian warga NU melalui program perhutanan sosial.

“Perhutanan Sosial NU adalah program PBNU mendampingi warga di sekitar hutan membangun kemandirian ekonomi warga”, demikian pernyataan Ketua PBNU, H. Fahmy Akbar Idries. Hal ini disampaikan dalam acara sosilisasi Rencana Kerja Perhutanan Sosial di Balai Diklat NU Jatim, Prigen, Kab. Pasuruan, pagi ini (28 Februari 2024). Perhutanan sosial merupakan program pendampingan masyarakat dalam mengakses dan mengelola lahan hutan milik negara. Program ini merupakan program kerjasama PBNU dengan pemerintah yang sudah disepakati pada awal kepengurusan PBNU KH Yahya Cholil Staquf.

“Dengan demikian perhutanan sosial merupakan bagian dari Gerakan Keluarga Maslahat NU (GKMNU). Ini tidak bisa dipisahkan”, demikian tandas Fahmy Akbar Idries. Keberhasilan program perhutanan sosial pada hakekatnya juga keberhasilan gerakan keluarga maslahat. Ketika ekonomi keluarga sejahtera, melalaui program perhutanan sosial berarti telah muncul kemandirian warga. Keluarga yang sejahtera pada akhirnya adalah bentuk peradaban itu sendiri, sekaligus mampu membentuk peradaban, yakni kemandirian ekonomi masyarakat secara luas.

“Gerakan keluarga maslahat juga didukung lembaga-lembaga lain yang saling menguatkan dalam sebuah gerakan besar, sesuai tugas dan fungsinya. Misalnya penguatan akidah keagamaan dan lainnya,” demikian pungkas Fahmy Akbar Idries.