Gresik, Jurnal9.tv – Sajian bubur suro yang merupakan kuliner tradisional hingga kini masih dilestarikah oleh SMP Mu’allimat NU Kabupaten Gresik dengan menggelar lomba menghias dan mendongeng bubur suro.
Tradisi turun temurun ini sudah dilakukan pihak sekolah sejak tahun 1986. Kepala SMP Mu’allimat NU Gresik, M. Syarifudin mengatakan, selain melestarikan tradisi, lomba ini dilakukan untuk mengajari siswi agar terampil memasak bubur suro.
“Melalui lomba menghias bubur suro ini siswi diajak untuk terampil. Mereka bebas menghias bubur suro sesuai dengan kreatifitasnya masing-masing, katanya, Rabu (10/08).
Bubur Suro tersebut dikreasikan para siswi menggunakan topping dari berbagai bahan seperti telur dadar disuwir, udang, kering tempe hingga hati sapi. Tak ketinggalan, buah delima, jagung, tomat, serta aneka sayur juga menghiasi topping.
“Buburnya dimasak sendiri oleh anak didik kami di rumah. Kemudian dibawa ke sekolah untuk dihias oleh 8 kelompok peserta lomba yang satu kelompoknya terdiri empat siswi,” ujar pria yang akrab disapa Arif.
Setelah bubur suro selesai dihias dan disajikan secara menarik, selanjutnya karya mereka dinilai oleh para juri. Ditambahkan Arif, seluruh peserta didik di sekolah tersebut merupakan perempuan sehingga patut diasah kreatifitasnya dalam memasak.
“Penjurian lomba bubur suro ini bisa merangsang siswi agar lebih kreatif dalam menyajikan kuliner. Karena kelak mereka menjadi ibu yang tidak lepas dari tanggungjawab urusan dapur di rumah,”tambahnya.
Lomba menghias dan dongeng bubur suro tersebut merupakan upaya melestarikan tradisi puasa As-syuro atau 10 Muharram. Sehingga anak-anak akan mengenal tradisi leluhur mereka.
“Filosofinya adalah berlabuhnya kapal Nabi Nuh yang terjadi di bulan As-Syuro. Saat itu umat Nabi Nuh membuat sajian sebagai tanda syukur,”pungkas Arif.
Sementara salah seorang juri yang sekaligus Budayawan Gresik, Kris Adji menuturkan, melestarikan tradisi adalah bagian dari menjaga nilai kearifan lokal. Karena itu lomba ini dinilai bisa menumbuhkan karakter siswi di buminya sendiri.
“SMP Mualimat NU Gresik mampu menjaga tradisi tersebut. Maka tradisi harus terus dipertahankan karena melalui tradisi inilah karakter anak tumbuh sesuai bumi yang melahirkannya,”Tutur Kris Adji.
Dijelaskan Kris Adji bulan suro atau Muharram adalah bulan kemenangan dalam sejarah nabi dalam Islam. Tradisi bubur suro mengingatkan umat muslim akan sejarah tersebut.
“Bubur suro merupakan salah satu hidangan yang identik dengan perayaan tahun baru islam yang ternyata memiliki sejarah dan filosofi penting bagi masyarakat, khususnya di beberapa kawasan di Pulau Jawa,”tandasnya.(AP/REN)