Jombang, jurnal9.tv -Kemeriahan konferensi wilayah PWNU Jawa Timur yang berlangsung di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang turut disertai sejumlah kalangan yang secara sukarela berpatisipasi dalam helatan lima tahunan PWNU Jawa Timur tersebut.
Seperti yang dilakukan Perhutanan Sosial Pokja PWNU Jawa Timur, dengan menyediakan Kopi Gratis bagi peserta Konferwil. Tidak hanya itu, para peziarah di kawasan makam Gus Dur juga dapat menikmati stand yang berlokasi di sebelah museum Indonesia KH. Hasyim Asy’ari.
“Kita menyediakan kopi gratis bagi peserta Konferwil maupun peziarah sebagai bentuk terima kasih para petani untuk memeriahkan Konferwil ini” kata Rurit Rudianto pada Sabtu (03/08/24).
Rurit Rudianto, Koordinator PSNU Jatim menjelaskan, kopi yang disediakan tersebut merupakan hasil pendampingan dari para petani hutan.
“Ini merupakan hasil dari pendampingan perhutanan sosial Pokja PWNU Jatim yang menghasilkan produk berkualitas yang mampu bersaing” ungkapnya.
Dalam Konferwil ini, menjadi kesempatan bagi PSNU Jatim untuk memperkenalkan beragam produk petani hutan mulai dari kopi, kacang sanca inci hingga kapsul omega.
“Dalam Konferwil ini sengaja kita pajang untuk diperkenalkan pada para peserta dan tamu yang datang hasil dari petani hutan agar lebih dikenal masyarakat” lanjutnya.
“Yang kami lakukan tidak hanya proses perizinan melainkan juga pendampingan kelembagaan terhadap para petani melalui kelompok tani Perhutanan”
Keberadaan Perhutanan Sosial sendiri diawali kerjasama PBNU bersama kementerian kehutanan dan lingkungan hidup untuk pendampingan Perhutanan Sosial
“Kita juga menyusun rencana usaha, sehingga produk pertanian yang dihasilkan mampu bersaing di pasaran” katanya.
“Termasuk kopi ini kita oleh dengan standar pengolahan internasional begitu juga dengan kacang sanca inci dalam beragam bentuk diantaranya kapsul omega” ujar Rurit.
Perhutanan Sosial Pokja PWNU Jatim sendiri sejauh ini telah mengelola sebanyak 22.000 hektar dengan 16.000 kepala keluarga yang menerima manfaatnya di berbagai wilayah di Jawa Timur
“Saat ini kami sudah mengelola 22.000 hektar oleh 16.000 kepala keluarga yang tersebar di berbagai wilayah di Jawa Timur” pungkasnya.