SUMENEP, Jurnal9tv – Beginilah cara Kiai Penyair Zawawi Imron memperingati 75 tahun Indonesia Merdeka. Sebuah syair indah tentang alam Indonesia dan lantunan suara hatinya membuncah, menjadi pembuka Puisi Indonesia Tanah Sajadah yang sudah tenar dan jamak terdengar di momen kebangsaan macam Agustusan kali ini.
Burung Berkicau di bawah Langit Biru
Padi Menguning itulah rahmat Tuhanku
Alhamdulillah Indonesia
Tanah Airku Tercinta
Kiai Zawawi, satu dari sedikit kiai Pesantren yang menggunakan sastra dan puisi kontemporer sebagai wasilah mengetuk hati manusia di luaran sana, mengajak serta ke jalan Tuhan. Kiai Zawawi mengaku berterima kasih tak terperih kepada KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang memberinya jalan sastra di level nasional kala cucu pendiri NU itu didapuk para seniman-budayawan sebagai Ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada tahun 1980-an. Dari sini pula percaturan sastra Indonesia menemukan nama baru saat dia tampil memukau di ajang Temu Penyair 10 Kota di Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada tahun 1982.
Syair puisinya menunjukkan kepada kita dari mana sebenarnya dia berasal: Pesantren dan Madura yang kaya budaya! Puisinya berjudul Ibu, sudah menjadi masterpeace, salah satu puisi yang paling sering diperdengarkan di majelis-majelis sastra. Tanun 2012 dia menerima penghargaan “The S.E.A Write Award” di Bangkok Thailand, penghargaan internasional, diberikan keluarga kerajaan Thailand untuk para penulis di kawasan ASEAN.
Namun Kiai Zawawi tak hanya piawai menulis, menyusun kata-kata bak batu-bata bangunan rumah yang gagah. Si Celurit Emas ini juga mempesona kala membacakan puisinya. Penyair Sosiawan Leak menyebut Kiai Zawawi memiliki aura istimewa dalam beratraksi, tak jarang dengan aksi teatrikal, kala membaca puisi, walau itu semua ditempuhnya secara otodidak.
TV9 Nusantara beruntung dipilih menjadi panggung teatrikal bagi suara hati Kiai Madura berdarah bugis dan kudus ini. Dalam suasana dimana dia harus berteriak, maka tersajilah suara melengking yang khas di tengah persawahan tak jauh dari kediaman nya di Batang-Batang, Ujung Timur Pulau Garam Madura. Kiai Zawawi mengaku nyaman, tinggal di sebuah dusun yang dia lukiskan terletak di lembah sebuah bukit, di pinggir-pinggir dusunnya masih hutan belukar. Pada pagi hari, matahari terbit dari celah bukit. Dan jika kebetulan purnama tiba, bulan akan muncul dari puncak pohon siwalan.
Begini indahnya suara dan bait kata KH Zawawi Imron tentang Indonesia yang dia andaikan sebagai Tanah Sajadah, tempat bersujud mengagungkan Tuhan.
Link Video: