NU Jatim Terima 1.500 Paket Sembako dari Yayasan Bhakti Persatuan

Surabaya, jurnal9.tv -Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menerima bantuan 1.500 paket sembako dari Yayasan Bhakti Persatuan Surabaya untuk dibagikan kepada masyarakat miskin.

Didampingi Ketua Dewan Pembina Yayasan Bhakti Persatuan Ali Markus, Ketua Umum Yayasan Bhakti Persatuan Hermawan Santoso menyerahkan bantuan kepada Ketua PWNU Jatim KH Kikin Abdul Hakim di Kantor PWNU Jatim, Senin.

“Ini kunjungan rutin yang kami lakukan setiap tahun ke pengurus NU, karena NU mempunyai jaringan yang kuat di Jatim, untuk itu kami menyerahkan bantuan untuk disalurkan kepada masyarakat miskin,” kata Hermawan Santoso yang memimpin komunitas Tionghoa di Surabaya itu.

Apalagi, katanya, kondisi perekonomian saat ini sedang dalam kondisi tidak baik-baik dan banyak PHK, sehingga bantuan Yayasan Bhakti Persatuan dapat membantu masyarakat.

Sementara itu, Ali Markus menyatakan silaturahmi dan bantuan yang diberikan itu berangkat dari hati yang tulus untuk menjalin kolaborasi dengan NU, agar Jatim bisa adem/sejuk, damai, dan sejahtera.

Ketika menerima bantuan itu, Kiai Kikin Abdul Hakim menyatakan terima kasih atas kolaborasi yang diberikan Yayasan Bhakti Persatuan kepada PWNU Jatim, karena silaturahmi itu akan menjaga kebersamaan.

“Kebersamaan itu penting, apalagi NU di Jatim memang barometer dalam kebersamaan yang cukup mengakar ke kampung-kampung sejak zaman Mbah Kiai Hasyim Asy’ari (pendiri NU). Kebersamaan agar membuat Jatim bisa kondusif dan kehidupan masyarakat pun bisa nyaman,” katanya.

Sementara itu, Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) PWNU Jatim Prof Dr HM Turhan Yani dan Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBPI) PWNU Jatim KH Mas Kamil Thobroni menegaskan pentingnya kolaborasi dengan sesama insan dan alam.

“Kalau Lakpesdam itu menguatkan kolaborasi dengan sesama manusia agar terjalin silaturahmi yang saling menguntungkan, maka LPBPI itu lebih menguatkan kolaborasi dengan alam. Ini penting, karena tanpa adanya kolaborasi dengan alam akan menimbulkan bencana,” kata Prof Turhan Yani dalam Ngaji Nusantara PWNU Jatim menjelang buka puasa bersama.

Oleh karena itu, Prof Turhan Yani sepakat dengan Mas Kamil Thobroni yang merumuskan Fiqih Toharoh di lokasi bencana. “Tapi, kalau ada perumusan Fiqih Ekologis sesuai geografis pesisir atau pegunungan akan lebih baik, karena Fiqih Ekologis bersifat mencegah sebelum bencana terjadi,” katanya. (*)