banner 728x250

Netizen Melepas Gus Im: Datang Tak Dijemput, Pulang Diantar Begitu Banyak Cinta

JAKARTA-JURNAL9.TV. KH Hasyim Wahid atau Gus Iim atau Gus Im berpulang, netizen pun kehilangan. Tagar #GusIm nangkring di posisi 2 trending topic twitter di Sabtu pagi, beberapa jam setelah Gus Iim wafat di RS Mayapada Jakarta.

Gus Iim memang eksklusif, tak setenar kakandanya Gus Dur. Tapi peran pentingnya untuk NU dan Indonesia tak terkira. Tak banyak aktivis yang mengetahuinya. Melalui akun twitter @alissawahid, putri sulung Gus Dur, Alissa Wahid menyebut Omnya itu: Pejuang di Jalan Sunyi. “Belajarlah pada Pemenang. Berkawanlah dengan Yang Kalah”. Pemeo Gus Iim yang jadi viral di medsos menyusul kewafatannya. Pantas, dia selalu di jalan sunyi.

Tentang jalan sunyi Omnya, Alissa Wahid bercerita tentang dialog cerdas dangan putra sulungnya, Aza Parikesit.

Selamat jalan, Om. Aza pernah bertanya untuk apa kita perjuangkan rakyat kecil bila tahu berhadapan dg raksasa dan hanya akan kalah saja. Jawab saya, kemerdekaan yang kita nikmati saat ini dibayar oleh perjuangan generasi lalu. Om Iim salah satunya. Pejuang di jalan sunyi. Mereka yang berjuang untuk perubahan yang besar belum tentu akan menikmati hasilnya. Bisa jadi, yang akan menikmati adalah cucu-cucu kita. Tak pernah sia-sia.

Terimakasih atas pelajaran perjuanganmu, Om. Selamat jalan. Semoga CintaNYA menyambutmu. Alfatihah.

Keponakan Gus Iim lainnya, Inaya Wahid mengenang secara lebih milenial. Putri bungsu Gus Dur itu mengunggah foto eksklusif di akun instagram @inaywahid dengan Sang Om di momen idul fitri, 2 bulanan lalu. Dia buat caption cukup menarik:
Datang Tak Dijemput, Pulang Diantar Begitu Banyak Cinta.
Hingga ahad (2/7) pagi 09.34 WIB, unggahanyya sudah dijempol 2.749 likers dengan hampir seratusan komentar.

Seterusnya, dia menulis: Gus Hasyim atau kalau untuk kami para ponakannya, dia adalah Om lim. Adik bungsu ayah saya. Paling misterius di antara kakak-kakaknya. Paling tidak bisa ditebak. la datang sesukanya. Kalau dicari, lebih sering ga ketemu. Dia datang tanpa dijemput. Tapi lewat obrolan-obrolan seru tentang segala macam la akan memberimu waktu.
Buat saya la selalu jadi Om yang menyenangkan. Punya banyak cerita untuk dibagikan, berbagai pengetahuan untuk dijejalkan. Meskipun jarak tiap perjumpaan selalu berjeda panjang. Kadang bisa tahunan.

Foto ini diambil saat ldul Fitri tahun lalu. Kami berlebaran ke rumah Beliau, sudah selesai pamit dan sedang berjalan keluar rumah, sampai di halaman depan tiba-tiba Beliau keluar dari dalam rumah dan memberikan saya pelukan yang begitu kuat. Untungnya Mas Savic (Savic Ali, Direktur NU Online) yang saat itu berdiri di samping saya dan sepertinya sudah hafal kelakuan Om saya langsung berinisiatif mengambil HP dan memotret momen super
langka ini. Meski fotonya sendiri agak blur. Jadilah ini salah satu foto momen favorit saya. Apalagi hari ini saya menyadari foto ini adalah catatan pertemuan terakhir saya dgn Om lim

Hari ini akhirnya menjadi pertemuan pertama Om lim dengan Ayahnya yang pergi saat la masih di perut Eyang Putri. Selamat berpulang Om! Selamat ketemu lagi dengan Bapak, Omoyah,
Bulik Mama dan yang lainnya. Kalau dulu Om lim seringkali datang tak
dijemput, maka hari ini Om lim pulang dengan diantar begitu banyak cinta. We love U Om!

Melalui twitter @savicali, Savic mengenang sosok panutannya itu. Bagi savic dua bersaudara, Gus Dur dan Gus Iim telah membentuk dirinya menjadi hari ini: “Hampir sebulan nungguin Gus Im, dan akhirnya harus merelakan beliau pergi. Sebelumnya beliau sudah beberapa kali mengucap (ayat alqur’an) kullu nafsin dzaiqatul maut (setiap yang hidup, pasti mati).

Aktivis lainnya, Hairus Salim, Ketua Yayasan Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKiS) Yogyakarta melalui akun twitter hairus9 menuliskan: Turut berduka. Selamat jalan Gus lim, sosok yang juga tak pernah bisa saya pahami. Doa untukmu…

Sementara via akun twitter @RafrafMalibary, aktivis dan budayawan asal Pasuruan, Rafi ‘Aidrus menggunggah pesan menyentuh: Gus Im,inspirasi buat yang suka mencipta keramaian di jalan menyendiri.. Siap dan salam hormat buat panjenengan yang sudah sampai di keramaian yang sesungguhnya.

Atas atensi, empati dan doa yang tak henti mengalir, atas nama keluarga Alissa menyampaikan terima kasihnya. “Untuk sanak saudara semua, terimakasih atas doa-doanya bagi Gus Iim. Semoga menjadi kesaksian kebaikan dan jariyah almarhum. Semoga Allah SWT pun membalas doa-doa tersebut.”

TV9 Nusantara dan Jurnal9.tv menyampaikan rasa duka mendalam. Semoga kita semua bisa melanjutkan dan mewujudkan obsesi luhur Gus Iim yang tak lain, KH Hasyim bin Wahid bin Hadratis Syekh Hasyim Asy’ari. Alfatehah….(hkm).

Response (1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *