Mengkaji Sumpah Pemuda dan Persatuan dari Sudut Pandang Islam

Surabaya, Jurnal9.tv – Hari sumpah pemuda diperingati setiap tahunnya pada tanggal 28 Oktober. Hari sumpah pemuda ini merupakan momentum refleksi untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Dalam Al-Qur’an dan Sunnah, pemuda menjadi pembicaraan terutama perannya dalam kehidupan dan berjuang di jalan Allah. Dari sudut pandang Islam, pemuda muslim tidak jauh berbeda dengan pemuda-pemuda yang lainnya. Di zaman dahulu, pemuda batak, pemuda katolik, dan pemuda dari berbagai macam suku agama, berkumpul dan memperingati hari sumpah pemuda, sebagai panggilan jiwa untuk memperjuangkan nasib bangsa di masa depan.

Ustadz Ahmad Muntaha, LBM NU sekaligus Founder Aswaja Muda  mengatakan, hari sumpah pemuda ini sangat bersejarah bagi pemuda-pemuda muslim. Momen ini mengingatkan bahwa generasi penerus bangsa mempunyai teladan. Karena Indonesia dimenangkan oleh pemuda-pemuda yang tangguh dan bertahan hingga saat ini.

Sumpah pemuda tak hanya bermakna hidup bersama dalam naungan politik dan ekonomi,  tetapi sebagai kebutuhan hidup secara nyaman.

Bagi pemuda muslim, hari sumpah pemuda itu sebagai pengingat bahwa Indonesia merdeka dengan proses yang panjang.

Di dalam Al-Qur’an dianjurkan saling membantu antar umat meski berbeda latar belakang. Maju bersama memperjuangkan nasib bangsa. Perbedaan itu tidak menjadi halangan untuk memenangkan bangsa ini, tetapi justru kekuatan menjadi satu. “Tidak ada perbedaan dalam perjuangan, yang ada  fastabiqul khoirot, berlomba-lomba dalam kebaikan,” tegas Ustadz Muda Muntaha yang juga redaktur di NU Online.

Di hari sumpah pemuda ini, kita harus mempersiapkan diri menghadapi tantangan yang tak pernah berhenti. Seperti dengan tantangan lokal, tantangan Nasional maupun global. Kita hadapi dengan mental dan ilmu pengetahuan yang mumpuni. Jika kita tidak mempunyai mental dan ilmu pengetahuan, maka kita tidak akan bisa menghadapi tantangan dunia yang terus berkembang ini. (dna/snm)