Masjid Menjamur di Jepang, Prof. Haris Dorong Masyarakat Gunakan Wakaf Produktif

Nagano, jurnal9.tv -“Berkembangnya Islam dengan kemunculan berbagai masjid di banyak kota dan prefektur di Jepang patut disyukuri. Untuk pembiayaan, bisa menggunakan skema wakaf produktif”.

Demikian disampaikan Direktur World Moslem Studies Center (Womester), Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S. Ag, SH, M.Fil.I, CLA, CWC di Masjid Indonesia Ueda Prefektur Nagano pada Tabligh Akbar, 8 Maret 2025. Masjid iini rencananya diresmikan Dubes RI di Jepang, Heri Akhmadi, pada tanggal 16 Maret 2025.

Prof. Haris mengaku senang dengan banyaknya Masjid di Jepang dalam lima tahun terakhir. Karena banyaknya masjid ini menunjukkan bagaimana geliat perkembangan Islam di bumi Sakura tersebut.

“Tinggal bagaimana memakmurkannya. Allah SWT berfirman: Hanya saja orang-orang yang memakmurkan masjid adalah orang yang beriman pada Allah dan hari akhir, mendirikan sholat, menunaikan zakat dan hanya takut pada Allah SWT”, ujar Prof. Haris yang juga Wakil Sekretaris PWNU Jawa Timur.

Warga muslim di Ueda Nagano dan sekitarnya, kata Prof Haris, diharapkan dapat memakmurkan masjid dengan berbagai kegiatan. Di samping itu, jamaah masjid juga dapat berperan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Tentu tetap dalam koordinasi Dewan Kemakmuran Masjid Indonesia Ueda Nagano.

“Muslim yang banyak uang monggo donasikan uangnya. Muslim yang punya tenaga silahkan berikan tenaganya. Muslim yang bisa masak silahkan bantu masaknya. Muslim yang bisa bersih-bersih, silahkan bersih-bersih dan begitu seterusnya”, kata Prof Haris yang juga Direktur Lembaga Zakat dan Wakaf Darul Hikam Jember.

Pada sisi lain, Prof. Haris juga mendorong DKM memanfaatkan masjid agar difungsikan sebagaimana mestinya.

“Kalau disebut masjid, maka berlaku hukum masjid. Bisa digunakan itikaf, perempuan haid dilarang masuk, pahala sholat di masjid, dan sebagainya. Kalau rumah atau mushola disebut bukan masjid sehingga tidak bisa itikaf”, ujar Prof. Haris yang juga Pengasuh PP Darul Hikam Mangli Jember.

Lebih jauh, Prof. Haris mendorong agar Dewan Kemakmuran Masjid bisa menggunakan wakaf untuk kegiatan di masjid.

“Untuk pembelian lahan masjid, pembangunan dan pengembangan masjid, sebaiknya pakai wakaf. Karena wakaf itu produktif. Beda dengan zakat dan infak yang bersifat konsumtif”, ujar Prof. Haris yang juga dikenal dengan Dai Internasional lima benua tersebut.

Sebelumnya Prof Haris menjelaskan tentang zakat sebagai ibadah yang wajib bagi muslim. Sebagai seorang Muslim, lanjut Prof. Haris, selain menjalankan puasa di bulan Ramadhan, seorang Muslim juga diwajibkan menunaikan zakat fitrah dan zakat mal.

“Jika zakat fitrah wajib untuk semua orang Muslim yang pada malam Id ada kecukupan makan untuk dirinya dan keluarganya, maka zakat mal hanya tertentu pada muslim yang hartanya mencapai satu nishab. Kalau zakat mal tertentu pada orang kaya”, ujar Prof. Haris yang juga Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pelatihan MUI Jawa Timur tersebut.

Hadir pada kesempatan itu 150 lebih jamaah Masjid Indonesia Ueda. Selain dihadiri Katib Syuriyah MWCI NU Nagano, Ust. Bambang Hari Yunanto, hadir juga Ketua Tanfidziyah Ust. Jimmy Ibrahim Ramadhan dan Ketua Dewan Kemakmuran Masjid, Ust. Ariestya Kurnia.

Acara Tablig Akbar berlangsung seru mulai jam 8.30 hingga jam 10 malam waktu Jepang setelah sholat Isya dan tarawih. Para jamaah juga banyak bertanya. Sebelum tabligh akbar, jamaah disuguhi buka bersama dengan menu masakan Nusantara yang mengundang selera.