LMI bersama BPBD Madiun Bentuk Sekolah Tangguh Bencana SMP Tahfiz Ibnu Batutah

Penyampaian materi kesiapsiagaan bencana di sekolah oleh BPBD Kabupaten Madiun. (Foto: Laznas LMI)

Madiun, jurnal9.tv -Lembaga Manajemen Infaq (LMI) bersama BPBD Kab. Madiun membentuk Sekolah Tangguh Bencana SMP Tahfiz Ibnu Batutah.

Sekolah yang berada di Benguk, Cabean, Kec. Sawahan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur ini menjadi pilihan dalam program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dengan konsep yang dikembangkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan sekolah dan institusi pendidikan dalam menghadapi bencana alam atau insiden darurat lainnya.

SPAB bertujuan untuk meningkatkan keselamatan warga sekolah dari risiko bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Madiun, Bobby Saktia Putra Lubis membuka langsung kegiatan Sekolah Tangguh Bencana di SMP Ibnu Batutah, Kabupaten Madiun.

Ia didampingi, Supervisor PB Laznas LMI Susanto, Kepala SMP Tahfiz Ibnu Batutah, Panca, Disaster Response Officier Ramadhani, dan Tim Fasilitator SPAB.

Bobby Saktia Putra Lubis, mengatakan SPAB melibatkan seluruh komunitas pendidikan termasuk siswa, guru, dan staf sekolah, dalam upaya meminimalkan risiko serta merencanakan dan merespon kejadian bencana dengan efektif.

“SPAB menjadi hal yang sangat penting di lingkungan sekolah. Urusan bencana adalah urusan bersama, untuk itu kami menggandeng semua sektor agar turut serta dan meningkatkan sinergi guna penanggulangan bencana,” ungkapnya, Rabu (30/4/2025).

Sementara LMI, mengajak sekolah-sekolah untuk ikut melaksanakan GANALA dengan menyesuaikan kondisi dan kemampuan sekolah, yang bertujuan mengenalkan kebencanaan di sekolah. Sehingga nantinya diharapkan dari pengenalan ini dapat menjadi pemantik untuk dimasukkan dalam program tahunan di sekolah.

Kepala SMP Tahfiz Ibnu Batutah, Pancasilawan Prio Hutomo, menyampaikan terima kasih kepada LMI dan BPBD Kabupaten Madiun atas penunjukan wilayahnya sebagai Sekolah Tangguh Bencana.

Sebab, secara geografis Kabupaten Madiun masuk kategori rawan bencana mulai dari angin kencang, banjir, tanah longsor dan gempa bumi.

Sedikitnya 134 siswa dan 25 ustadz serta ustadzah yang mengikuti pelatihan teraebut. Materi meliputi 3 pilar SPAB, penyusunan dokumen risiko bencana sekolah, Ilmu PPGD, MFR, CPR, balut bidai, kebakaran dan ditutup dengan simulasi gempa.

“Kegiatan sosialisasi dan pelatihan evakuasi mandiri menjadi bagian penting dalam rangkaian kegiatan Hari Kesigapan Bencana tahun 2025,” ungkap Supervisor PB Laznas LMI, Susanto.

“LMI turut berpartisipasi dalam latihan evakuasi mandiri dalam rangka HKB 2025, setidaknya ada 20 titik binaan RNPB Laznas LMI yang terdiri dari sekolah dan Komunitas ikut serta dalam simulasi evakuasi mandiri di wilayah masing masing,” tambahnya.

LMI terus aktif dalam membentuk Sekolah Tangguh Bencana untuk turut serta dalam memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) bersama BNPB.

Sekolah yang ikut serta dalam simulasi mandiri ketika terjadi bencana tembus sampai 2025 sekolah dan 1,4 juta warga.