Surabaya, Jurnal9.tv – Tak hanya menjangkit hewan, kasus Antraks di Pedukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewan Semanu, Gunungkidul menyebabkan 93 orang dinyatakan positif terjangkit. Kasus ini merupakan kasus antraks pertama di tahun 2023.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul, Wibawanti Wulandari mengatakan, apabila tiga ekor sapi yang dikonsumsi warga tersebut mati akibat antraks.
Dilansir dari website kesehatan alodokter.com, Anthrax atau antraks adalah penyakit infeksi bakteri yang menular dari hewan ternak, seperti sapi atau kambing. Seseorang dapat terserang antraks jika menyentuh atau memakan daging hewan yang terinfeksi penyakit ini.
Lantas bagaimana ciri-ciri, cara penyebaran serta pencegahannya?
Penyakit Antraks sendiri memiliki tiga jenis, sehingga untuk ciri-ciri yang akan muncul ketika terjangkit tergantung dari jenisnya.
Antraks kulit ditandai dengan munculnya banyak benjolan di kulit disertai gatal. Benjolan ini paling sering muncul di area wajah, leher, dan lengan. Selanjutnya benjolan itu dapat berubah menjadi borok berwarna hitam namun tidak menimbulkan nyeri.
Gejala antraks pencernaan atau antraks gastrointestinal antara lain:
- Mual dan muntah
- Sakit tenggorokan
- Sulit menelan
- Sakit Perut
- Hilang nafsu makan
- Sakit kepala
- Demam
- Benjolan di leher
- Diare
- BAB Berdarah
Gejalanya meliputi:
- Nyeri saat menelan
- Demam
- Nyeri otot
- Mudah lelah
- Dada terasa tidak nyaman
- Sesak napas atau napas pendek
- Syok
- Radang selaput otak (meningitis)
Ciri-ciri tersebut umumnya muncul 1-7 hari setelah paparan. Tetapi, untuk antraks pernapasan, ciri-ciri tersebut umumnya muncul setelah 7 hari hingga 2 bulan setelah paparan terhadap spora.
Cara penyebaran penyakit antraks
Antraks kulit, jenis ini menular pada orang yang memiliki luka terbuka di kulit. Penularan terjadi ketika seseorang menyentuh kulit, bulu, tulang, atau daging hewan yang terinfeksi. Namun, ada kemungkinan bahwa seseorang juga dapat terinfeksi antraks kulit dari kontak dengan luka di kulit penderita antraks.
Antraks pencernaan terjadi ketika seseorang memakan daging hewan yang sudah terinfeksi atau mati akibat antraks, terutama yang dimasak kurang matang.
Antraks pernapasan merupakan antraks yang paling berbahaya. Seseorang dapat terinfeksi antraks pernapasan jika menghirup serbuk (spora) dari bakteri antraks, misalnya ketika memproses bulu atau kulit dari hewan ternak.
Setelah mengetahui ciri-ciri serta cara penyebarannya, berikut upaya pencegahan yang dapat kita lakukan agar terhindar dari penyakit antraks:
- Tidak mengonsumsi daging hewan ternak yang sudah mati
- Memastikan jika daging telah dimasak hingga matang sebelum dimakan
- Memberikan vaksin antraks kepada seluruh hewan ternak yang sehat (jika memiliki peternakan)
- Menggunakan alat pelindung yang cukup ketika kontak dengan hewan yang terinfeksi antraks
Jika anda termasuk kedalam orang-orang yang bekerja di tempat-tempat yang rentan terpapar penyakit antraks, maka selalu perhatikan kebersihan lingkungan kerja anda, memantau kesehatan hewan ternak di sekitar anda dan upayakan tidak bersentuhan secara langsung dengan hewan ternak. (llj/snm)