Hadiri Festival Tradisi Islam Nusantara, Ketua Umum PBNU : Islam Nusantara, Model Peradaban Islam untuk Diteladani Masyarakat Islam Seluruh Dunia

Banyuwangi, Jurnal9.tv – Presiden RI Joko Widodo menghadiri Festival Tradisi Islam Nusantara(FTIN) di stadion Diponegoro Banyuwangi Jawa Timur. Turut serta hadir, KH Miftakhul Akhyar Rois Aam PBNU, KH Yahya Cholil Staquf Ketum PBNU, Ketua Badan Pengembangan Inovasi Strategis PBNU Zanuba Arifah Hafsoh (Yenni Wahid), Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, serta jajaran PBNU Lainnya.

Ketua Umum PBNU, Gus Yahya sapan akrabnya, dalam sambutannya mengatakan bahwa, senin (15 Juni 2015)  pada saat pengukuhan PBNU 2015-2020 di Masjid Istiqlal Jakarta. Presiden Joko Widodo membuat pernyataan yang menegaskan, Islam di Indonesia adalah islam nusantara. Ini menggaung hingga ke Dunia, sehingga Islam Nusantara menjadi salah satu ikon salah satu wacana yang paling penting dan paling kuat di dalam pembicaraan tentang Islam di seluruh dunia. Dunia mempercayai bahwa Indonesia dengan Islam Nusantara sungguh merupakan model peradaban Islam yang layak untuk diteladani oleh masyarakat Islam di seluruh dunia.

“Hal ini tentu tidak hanya merupakan hasil dari satu pernyataan saja, karena Presiden Joko Widodo tidak hanya membuat pernyataan Tapi beliau secara konsisten, secara teguh memelihara Harmoni budaya dan peradaban Islam Nusantara. Ini secara tegas menetralisir potensi pengganggu dari berbagai macam pihak dan secara tegas bahkan membubarkan kelompok-kelompok yang berpotensi menjadi Ancaman bagi Islam nusantara ini,” jelasnya.

Islam Nusantara diyakini memiliki kekuatan yang nyata untuk memelihara dan merawat peradaban ini sebagai landasan dari perjuangan untuk merebut masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan Negara.

Tradisi, di sepanjang sejarah peradaban umat manusia selalu menjadi pondasi yang penting bagi bangunan strategi untuk merebut masa depan. Dalam tradisi Islam Nusantara, bukan hanya terdapat elemen-elemen unsur-unsur budaya yang sangat bernilai, tapi di dalamnya terdapat barokah dunia akhirat yang besar.

Dari Banyuwangi ini lahir satu karya agung Shalawat Badar yang digubah oleh Ketua Tandfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Banyuwangi Kiai Ali Mansur. Shalawat Badar adalah shalawat yang sudah dibuktikan Haibah dan barokahnya untuk bangsa dan Negara, bukan hanya untuk Nahdlatul Ulama.

“Tradisi Islam Nusantara ini, InsyaAllah akan senantiasa dalam naungan pertolongan Allah SWT, untuk mengarungi cobaan apapun yang Menghadang,” doa Gus Yahya.

Posisi Islam Nusantara bagi Bangsa Negara

Presiden Joko Widodo disebut Gus Yahya tidak pernah  jauh-jauh dari Nahdlatul Ulama. Ada 59,2% dari seluruh warga muslim Indonesia mengaku dekat dan berafiliasi dengan NU. Dari 59,2% itu terdapat Insinyur Haji Joko Widodo.

 “Tapi kita tidak boleh dan tidak berhak untuk mengklaim bahwa ini adalah presiden Nahdlatul Ulama, karena menurut survei juga kurang dari 77,6%, maka saya kira sangat pantas dan tepat sekali apabila dulu presiden Abdurrahman Wahid dijuluki sebagai pendekar rakyat.  Sekarang kita punya presiden rakyat di kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Diharapkan terus memelihara dan menjaga keselamatan bangsa dan Negara, memperjuangkan gerak maju Indonesia menuju masa depan yang lebih baik bagi kita semua,” imbuhnya.

Ada begitu banyak tantangan-tantangan besar bagi bangsa dan Negara. Ini akan menjadi tugas beban dan tanggung jawab yang berat sekali dan membutuhkan kerjasama semua elemen.  NU dengan jutaan kader-kadernya diharapkan siap menyediakan pundak-pundak mereka untuk ikut membantu memikul beban bangsa dan Negara.

“Kita punya puluhan juta warga dan pencintaan atau ulama yang siap untuk terus membersamai pemimpin Negara, terus membersamai Presiden Joko Widodo untuk menempuh masa depan, menempuh tantangan apapun yang ada di depan kita demi keselamatan kesejahteraan dan kemuliaan masa depan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” pungkas Keponakan Kiai Muftofa Bisri itu.

Turut Hadir dalam FTIN di antaranya, Eric Thohir sebagai panitia satu abad NU yang juga Menteri BUMN, Abdullah Azwar Anas Menpan-RB, Mahfud MD, Pramono Anung, Gus Yaqut Cholil Qoumas Menteri Agama, dan Saifullah Yusuf Sekjen PBNU. (snm)