DiLuncurkan, Kitab Syarah Qosidah Alhaddad Karya Kiai Anwar Sembilangan Madura

Bangkalan, jurnal9.tv -Setelah merilis beberapa kitab karya warisan (turots) ulama pesantren nusantara, Ahad (17/11), Nahdlatut Turos kembali meluncurkan Kitab Syarah Qasidah Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad yang ditulis almarhum Kiai Ahmad Anwar Muqoddas di Pondok Pesantren Sembilangan, Bangkalan, Madura. Sebelumnya, telah dilaunching Kitab Fathul Mannan karya Kiai Abdul Mannan, Pondok Tremas Pacitan, Kitab karya Mbah Sholeh Tsani, Pondok Qomarudin Bungah Gresik, belasan kitab karya Syaikhona Kholil Bangkalan serta sejumlah kitab turots lainnya.

Peluncuran Kitab Karya Kiai Anwar digelar sekaligus dalam rangka haul masyayikh Sembilangan, yakni KH. Abdul Karim, KH. Muhammad Muqoddas, KH. Ahmad Anwar, KH. Shofwan dan Tajul Anwar. Hadir dalam acara tersebut, KH Faishol Anwar, KH. Abdussalam Mujib, PP. Buduran Sidoarjo, Lora Tamim Situbondo, Habib Ubaidillah Al Aidrus Surabaya, KH. Makki Nashir yang juga Ketua PCNU Bangkalan dan sejumlah kiai dan pengasuh pesantren di Bangkalan. “Alhamdulillah, kami bisa menggelar haul masyayikh Sembilang tahun ini dengan ditambah agenda launching Kitab Kiai Anwar, dan semoga bisa memberikan manfaaat kepada khalayak luas,” kata Lora Muhammad Shofwan, pengasuh Pesantren Sembilangan, Bangkalan.

Ketua Umum Nahdlatut Turots, Lora Utsman Hasan mengatakan Kitab Syarah Qasidah Imam Al-Haddad yang diluncurkan ini salah satu dari ratusan naskah yang diwariskan Kiai Ahmad Anwar Sembilangan, yang ditulis semasa hidupnya. Kitab Syarah Qasidah Imam Alhaddad diterbitkan dari naskah berbentuk manuskrip atau tulisan tangan kuno yang berisi penjelasan atau syarah terhadap qasidah karya Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad Ba’alawi, yang terdiri dari 43 bait bermetrum syair Arab. Mathla’ atau permulaannya dimulai dari idza syi’ta an tahya saidan madal umri. “Naskah ini, menjadi bukti nyata kepakarann Kiai Anwar dalam tradisi penulisan Islam di Nusantara yang diakui oleh dunia Islam,” tambah Lora Utsman.

Manuskrip syarah ini ditemukan di perpustakan Pondok Pesantren Sembilangan, yang terletak di ujung barat Pulau Madura, berbatasan dengan selat Gresik. Manuskrip tersebut secara turun temurun dipelihara dengan baik bersamaan dengan ratusan manuskrip lainnya yang tersimpan di lemari perpustakaan. Kondisi fisik naskah terbilang sangat baik, jumlah halaman lengkap dan teks dapat dibaca dengan jelas. Alas naskah menggunakan kertas Asia bergaris dan ditulis menggunakan tinta berwarna hitam. “Teks berbentuk syair atau puisi yang disajikan dengan bahasa Arab, pada setiap kata dalam teks utama terdapat bubuhan makna gantung beraksara pegon.

Selaku koordinator Nahdlatut Turots, Lora Utsman berharap penerbitan kitab turots dan acara launching ini dapat menambah kecintaan kepada ulama nusantara, khususnya di bumi Madura “Secara khusus, melalui gerakan Nahdlatut Turots ini semoga bisa memantik semangat menggali kekayaan intelektual ulama nusantara, yang telah berjasa membangun tradisi ilmiah dan dakwah Islamiyah,” tambahnya.

Nahdlotut Turots adalah komunitas pemerhati, pengkaji peneliti dan penerbit karya kitab warisan ulama nusantara yang telah berhasil menyelamatkan dan menerbitkan puluhan kitab Turots. Nahdlatut Turots menggalang dan mendampingai pondok pesantren untuk menggali, mendokumentasi, mendigitasi dan mendigitalisasi kitab-kitab turots serta diterbitkan agar bisa dikenal khalayak luas. Selain dengan pesantren dan LTN NU Jawa Timur, Nahdlatut turots telah menggalang kerjasama dengan beberapa pihak, diantaranya Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur, kalangan kampus, diantaranya UIN Sunan Ampel.Surabaya dan sejumlah pihak lainnya. (*/ahmad karomi)