Diancam Resesi, BI Jatim Optimis Sektor Pariwisata akan Terus Tumbuh pada 2023

Banyuwangi, Jurnal9.tv – Banyuwangi merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi pariwisata yang luar biasa. Banyuwangi juga merupakan rumah bagi beberapa tempat wisata populer seperti Kawah Gunung Ijen, Taman Nasional Meru Betiri, Pulau Menjangan, dan Pantai Plengkung. Selain itu, daerah ini juga menawarkan berbagai macam festival dan acara budaya yang menarik untuk dikunjungi.

Muhammad Yanuarto Bramuda, Kepala Dinas Pariwisata Pemkab Banyuwangi mengatakan, Banyuwangi terkenal dengan rajanya festival. Beberapa festival populer yang diadakan di Banyuwangi antara lain, Festival Banyuwangi Jazz, Festival Banyuwangi Ethno Carnival, dan Festival Banyuwangi Beach. Festival Banyuwangi Jazz merupakan salah satu festival musik jazz terbesar di Indonesia, yang menampilkan musisi jazz terkemuka dari seluruh dunia.

“Festival Banyuwangi Ethno Carnival menampilkan pertunjukan budaya dan tradisi dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk tari, musik, dan seni lukis”, jelas Yanuarto, saat berbicara dalam acara Bincang-Bincang Media BI Jatim di Banyuwangi Sabtu (10/12/22).

Strategi Pengembangan Pariwisata Banyuwangi

Yanuarto Menguangkapkan, strategi lain yang dilakukan adalah dengan meningkatkan aksesibilitas dan fasilitas yang tersedia di Banyuwangi. Misalnya, dengan menyediakan penginapan dan tempat makan yang nyaman bagi wisatawan, serta membangun fasilitas-fasilitas seperti bandara internasional yang dapat diakses oleh wisatawan dari berbagai tempat.

Selain itu, Banyuwangi juga bekerja sama dengan pemerintah dan lembaga lain untuk mengembangkan produk-produk keuangan yang dapat mendukung sektor pariwisata, seperti dengan menyediakan fasilitas kredit yang menguntungkan bagi para pelaku usaha pariwisata.

“Dengan demikian, Banyuwangi dapat memanfaatkan potensi pariwisatanya secara optimal dan mengembangkan sektor pariwisata di daerah tersebut” Tutupnya.

Mbah Sumirah Suku Osing di Sanggar Genjah Arum Desa Adat Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.

Pariwisata dengan Melibatkan Masyarakat

Jurnalis TV9 diajak mengunjungi Sanggar Genjah Arum di Desa Adat Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Di wisata ini, pengunjung disajikan beragam Suguhan seni, budaya dan kearifan lokal, serta citarasa kopi dan edukasinya, membuat pengunjung merasa terikat.

Belum lagi, sajian kuliner lokal seperti rujak soto dan pecel pitik yang begitu menggoda selera. Terlebih, juga ada beragam atraksi budaya yang sarat makna. Ada tari barong dan alunan musik lesung.

Iwan Subekti pengelolah Sanggar Genjah Arum menuturkan, sanggar yang berada di kaki Gunung Ijen ini, memiliki konsep yang mengawinkan modernitas dan budaya lokal, dan nuansa itu begitu terasa. Beragam tari dan kesenian tradisional dihidupkan, juga sektor hilir kopi yang mewakili modernitas.

Pelibatan masyarakat dalam pengembangan sektor pariwisata di Banyuwangi sangat penting untuk menjamin keberhasilan dan keberlanjutan program pengembangan wisata di daerah tersebut. Masyarakat dapat berpartisipasi dalam berbagai cara, seperti dengan memberikan masukan dan saran tentang destinasi wisata yang akan dikembangkan, serta membantu dalam penyediaan fasilitas dan layanan yang dibutuhkan oleh wisatawan.

Selain itu, masyarakat juga dapat berpartisipasi dalam menjaga kebersihan dan keindahan alam di destinasi wisata, serta menjadi agen pariwisata yang mempromosikan destinasi wisata di Banyuwangi kepada wisatawan lokal maupun mancanegara. Dengan demikian, pelibatan masyarakat dapat membantu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Banyuwangi dan mengembangkan sektor pariwisata di daerah tersebut.

Komitmen Bank Indonesia Mendorong Pariwisata di Jatim

Sementara itu, Siti Rochmawati, Analis Senior KPw BI Jawa Timur Menjelaskan, Bank Indonesia memiliki komitmen untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata di Indonesia, karena sektor ini merupakan salahsatu sumber devisa negara yang penting.

Secara umum perkembangan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Jatim triwulan III 2022 sedikit melambat dibandingkan periode triwulan sebelumnya. Dan triwulan IV juga diprediksi melambat.

Namun pemulihan sektor pariwisata terus menunjukkan tren positif. Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) dan devisa mulai menunjukkan tren perbaikan yang konsisten di tahun 2022, seiring dengan tren perbaikan mobilitas wisatawan nusantara (wisnus). BI Optimis pada tahun 2023 parawisata akan terus tumbuh.

“Bank Indonesia dapat mendukung pengembangan sektor pariwisata melalui beberapa cara, seperti dengan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing yang dapat mempengaruhi biaya perjalanan ke Indonesia”, kata Siti Rochmawati.

Selain itu Bank Indonesia juga dapat bekerja sama dengan pemerintah dan lembaga lain untuk mengembangkan produk-produk keuangan yang dapat mendukung sektor pariwisata, seperti dengan menyediakan fasilitas kredit yang menguntungkan bagi para pelaku usaha pariwisata. Dengan demikian, Bank Indonesia dapat memberikan dukungan yang berarti bagi pengembangan sektor pariwisata di Indonesia.

BI mendukung Desa Wisata untuk memperoleh CHSE (Certified Home Stay Experience). CHSE adalah sebuah sertifikasi yang diberikan kepada rumah tangga yang menyediakan penginapan bagi wisatawan.

Sertifikat ini dikeluarkan oleh Asosiasi Pengelola Homestay Indonesia (APHI) untuk menjamin kualitas layanan penginapan yang diberikan oleh rumah tangga tersebut. Rumah tangga yang memiliki sertifikat CHSE diharapkan dapat memberikan pengalaman menginap yang nyaman dan menyenangkan bagi wisatawan yang berkunjung ke rumah tangga tersebut. Jadi, jika Anda menginap di rumah tangga, kualitasnya tetap terpercaya dan pelayanannya baik. (pzr/snm)