Pamekasan, jurnal9.tv -Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) melalui Center for Environmental Health of Pesantren (CEHP) memperkenalkan inovasi terbarunya, Unusa-Feed, sebuah produk pelet pakan ternak yang terintegrasi dengan sistem pengolahan sampah. Produk unggulan ini resmi diluncurkan di Pondok Pesantren Bustanul Ulum, Pamekasan, sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat yang didukung oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Unusa-Feed hadir sebagai solusi berkelanjutan untuk mendukung kemandirian ekonomi pondok pesantren melalui inovasi berbasis lingkungan. Produk ini dibuat menggunakan maggot Black Soldier Fly (BSF), yang dikenal memiliki kandungan protein tinggi hingga 60%, sehingga sangat cocok sebagai bahan pakan ternak. Selain itu, maggot BSF membantu dalam mengatasi masalah sampah organik di lingkungan pesantren, karena dapat mengolah sampah menjadi bahan yang berguna.
Ketua LPPM dan CEHP Unusa, Achmad Syafiuddin menjelaskan bahwa Unusa-Feed tidak sekadar produk pakan ternak biasa, tetapi juga merupakan simbol kemandirian dan inovasi pesantren dalam mengatasi permasalahan lingkungan. “Dengan menggabungkan teknologi dan kearifan lokal, Unusa-Feed tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga mengajarkan para santri tentang pentingnya menjaga lingkungan. Produk ini diharapkan mampu menjadi unggulan bagi Pondok Pesantren Bustanul Ulum dan bisa membuka peluang bagi pesantren lainnya untuk mengikuti jejak yang sama,” ujarnya, Sabtu (12/10).
Program ini mencakup pelatihan intensif bagi para santri yang mengajarkan proses pembuatan pelet mulai dari tahap awal hingga tahap akhir, termasuk pengemasan. “Santri-santri di sini belajar memproduksi pelet pakan ternak dengan berbagai alat pendukung modern seperti mesin pelet dan timbangan digital yang kami serahkan kepada mereka. Dengan alat-alat ini, kami harap mereka dapat mengembangkan bisnis pakan ternak secara mandiri,” tambah Syafiuddin.
Selain berfungsi sebagai pakan ternak, Unusa-Feed memiliki keunggulan lain berupa keberlanjutan dan ramah lingkungan.
Bahan serat dasar Unusa-Feed menggunakan dedak padi yang tersedia di sekitar pesantren, sehingga produk ini dapat diintegrasikan langsung dengan potensi lokal yang ada.
Ini bukan hanya mengurangi biaya produksi, tetapi juga membantu pesantren menjadi lebih mandiri dalam hal ekonomi.
Ust Moh Sidik, salah satu pengurus pondok, mengungkapkan harapannya terhadap inovasi ini. “Adanya Unusa-Feed, pondok pesantren tradisional seperti kami bisa memiliki inovasi produk berbahan alam yang mudah diakses.
Kami berharap ini bisa mendorong kemandirian ekonomi pesantren, sehingga kami tidak hanya bergantung pada donasi atau sumbangan, tetapi juga bisa menciptakan produk yang bermanfaat dan memiliki nilai jual tinggi,” ungkapnya.
Ust Sidik juga menambahkan bahwa kebutuhan pakan ternak di Pamekasan sangat besar, sehingga potensi pasar untuk Unusa-Feed sangat menjanjikan. “Kami berharap produk ini tidak hanya diterima oleh masyarakat pesantren, tetapi juga oleh peternak di wilayah Pamekasan yang membutuhkan pakan ternak berkualitas tinggi dan berharga terjangkau.
Kami optimis bahwa inovasi ini akan menjadi salah satu andalan dalam memenuhi kebutuhan pakan ternak di daerah kami,” jelasnya.
Melalui peluncuran Unusa-Feed, Pondok Pesantren Bustanul Ulum Pamekasan menunjukkan langkah maju sebagai pelopor dalam memadukan ilmu agama dengan teknologi dan inovasi, membuktikan bahwa pesantren mampu berperan aktif dalam mengembangkan usaha berbasis sains.
Melalui program ini, Unusa berharap bisa terus mendukung pesantren-pesantren lainnya untuk menjadi pusat pengembangan wirausahawan muda yang tidak hanya berorientasi pada profit, tetapi juga peduli terhadap lingkungan dan masyarakat.