BI Jatim Proyeksikan Ekonomi 2025 Membaik, Sektor Manufaktur dan Pertanian Jadi Penopang

Surabaya, jurnal9.tv -Bank Indonesia Perwakilan Jawa Timur memproyeksikan perekonomian Indonesia pada 2025 akan menunjukkan perbaikan, didorong oleh permintaan domestik dan eksternal serta inflasi yang terkendali. Optimisme ini disampaikan Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim, M. Noor Nugroho, dalam Jatim Talk: Road to East Java Economic (EJAVEC) Forum 2025 di Surabaya, Kamis (20/3/2025).

“Pada awal 2025, penjualan eceran masih meningkat. Sektor ekspor seperti perhiasan, pengolahan tembakau, dan kertas juga berpotensi tumbuh,” ujar Nugroho dalam keterangan tertulis, Selasa (25/3/2025).

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Jatim akan ditopang oleh sektor manufaktur, perdagangan, dan pertanian. Produk pertanian seperti padi dan hortikultura diharapkan memberikan kontribusi signifikan pada kuartal I/2025.

Investasi dan Infrastruktur

Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mengungkapkan, realisasi investasi triwulan IV/2024 mencapai Rp35,9 triliun, meski terkontraksi 20,3% secara *year-on-year* (yoy). PMDN masih mendominasi dengan porsi 22,5%.

Emil menegaskan, Jatim kini memposisikan diri sebagai “Gerbang Baru Nusantara” dengan konektivitas yang terus ditingkatkan. “Kami memiliki Pelabuhan Probolinggo dan Teluk Lamong sebagai alternatif pengembangan logistik,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya penyelesaian masalah infrastruktur, seperti banjir di kawasan industri, untuk menjaga daya saing provinsi ini.

Pertumbuhan Berkelanjutan

Guru Besar FEB Universitas Indonesia, Prof. Ari Kuncoro, menyatakan Jatim memiliki posisi strategis dalam kurva Phillips, dengan pertumbuhan yang stabil. “Pertumbuhan 5,03% bisa ditingkatkan menjadi 6,4% dengan peningkatan produktivitas, inovasi, dan dukungan regulasi,” paparnya.

Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan BI Malang, Dedi Prasetyo, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi wilayah kerjanya pada 2025 berada di kisaran 5,1%-5,9%, didorong konsumsi rumah tangga dan ekspor. Namun, tantangan seperti ketidakpastian geopolitik global dan kenaikan harga komoditas tetap perlu diwaspadai.

Pada triwulan IV/2024, ekonomi wilayah BI Malang tumbuh 5,03% (yoy), sedikit lebih tinggi dari nasional (5,02%). Sektor investasi menjadi pendorong utama, meski konsumsi rumah tangga dan pemerintah masih tertahan.

Dengan berbagai strategi penguatan sektor unggulan dan hilirisasi industri, Jatim diproyeksikan tetap menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi nasional di tahun 2025.