Bank Indonesia Optimis Pertumbuhan Ekonomi Jatim Capai 4,7-5,5% di 2025

Surabaya, jurnal9.tv -Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Jawa Timur optimis pertumbuhan ekonomi di provinsi tersebut akan tetap stabil pada 2025. BI memprediksi pertumbuhan ekonomi Jatim akan berada di kisaran 4,7 hingga 5,5 persen, lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

Kepala Kantor Perwakilan BI Jatim, Erwin Gunawan Hutapea, menyatakan keyakinannya bahwa pertumbuhan ekonomi Jatim tahun ini akan lebih baik daripada 2024. Hal ini didukung oleh beberapa indikator, salah satunya adalah tingginya tingkat investasi di wilayah Jawa, termasuk Jawa Timur.

“Kami melihat dari beberapa indikator, terutama investasi. Investasi di Jatim dan beberapa wilayah di Jawa masih cukup tinggi,” ujar Erwin dalam Media Briefing bertajuk “Penguatan Sinergi untuk Menjaga Stabilitas dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur yang Berkelanjutan: Transformasi Menuju Indonesia Emas” di Kantor BI Jatim, Jumat (7/2/2025).

Erwin juga mengungkapkan bahwa BI telah melakukan koordinasi dengan beberapa wilayah di Jawa. Beberapa investor asing telah melakukan kunjungan ke berbagai daerah, termasuk Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. “Beberapa investasi dari Tiongkok dan Vietnam akan beralih ke Indonesia, dan ini menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi,” tambahnya.

PPN dan Inflasi Terkendali

Erwin sempat mengkhawatirkan dampak kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun, setelah kebijakan tersebut dibatalkan dan hanya diterapkan pada barang mewah, ia yakin pertumbuhan ekonomi Jatim akan tetap stabil. “Tidak ada dampak signifikan terhadap kenaikan harga yang akan mempengaruhi inflasi. Kami melihat kondisi ekonomi akan cukup kondusif, terutama di Jawa Timur,” jelasnya.

BI juga mencatat bahwa inflasi di Jatim pada 2024 lebih baik dibandingkan rata-rata nasional. Meskipun sempat ada kekhawatiran inflasi akan meningkat akibat banjir di beberapa wilayah Jatim, Erwin menegaskan bahwa hal tersebut dapat diantisipasi. “Masih dalam taraf wajar. Kami rasa tidak ada kenaikan harga bahan pokok, terutama beras,” ujarnya.

BI memprediksi inflasi di Jatim tahun ini akan berada di angka 2,5 persen dengan toleransi plus minus 1 persen.

Kinerja Perbankan dan APBN yang Solid

Sementara itu, Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Timur, Yunita Linda Sari, menyampaikan bahwa kinerja perbankan di Jatim menunjukkan pertumbuhan yang solid. Kredit perbankan tumbuh 8,04% (year-on-year/yoy) mencapai Rp614 triliun, sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 4,73% (yoy) menjadi Rp790 triliun.

Stabilitas perbankan juga tercermin dari rasio Non-Performing Loan (NPL) yang turun menjadi 2,88% dan Capital Adequacy Ratio (CAR) yang kuat sebesar 29,58%. Ketahanan perbankan terhadap risiko likuiditas juga terjaga dengan rasio AL/DPK sebesar 15,01% dan AL/NCD sebesar 68,58%.

“Solidnya kinerja perbankan 2024 juga sejalan dengan capaian kinerja pasar modal, Industri Keuangan Non-Bank, Dana Pensiun, dan Perusahaan Pembiayaan yang membaik,” kata Yunita.

Di sisi lain, Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Jawa Timur, Dudung Rudi Hendratna, menambahkan bahwa belanja APBN di Jatim hingga akhir 2024 tumbuh kuat, didorong oleh pertumbuhan Belanja Kementerian/Lembaga sebesar 13,74%. Pertumbuhan belanja ini sejalan dengan optimalisasi APBN sebagai *shock absorber*, terutama melalui peningkatan konektivitas, prasarana umum, bantuan sosial, dan pilkada serentak.

Realisasi pendapatan pajak, kepabeanan, cukai, serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga melampaui target yang ditetapkan hingga akhir 2024, menandakan kinerja fiskal yang kuat di Jawa Timur.

Dengan berbagai indikator positif tersebut, BI dan pemangku kepentingan lainnya optimis Jawa Timur akan terus menjadi salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional menuju Indonesia Emas 2045.