Lamongan, jurnal9.tv -Aksi mengawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait ambang batas pencalonan, dan acuan penghitungan usia kandidat dalam UU Pilkada terus berlanjut. Di Lamongan, mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa di DPRD Lamongan, pada Jum’at (23/8/2024) sore.
Namun sayang aksi ini harus ternoda. Massa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Lamongan Melawan (AMLM) tersebut membakar karangan bunga ucapan pelantikan anggota DPRD yang akan berlangsung pada Sabtu (24/8/2024) pagi.
Karangan bunga ucapan dari semua pihak yang ditaruh di depan pagar Gedung DPRD ludes dibakar, kemarahan ratusan mahasiswa gabungan dari GMNI, HMI dan Fornasmala tersebut, banyak disayangkan oleh masyarakat.
Bahkan aksi bakar karangan bungan tepatnya di perempatan gedung DPRD ini sudah viral di media sosial, tidak sedikit dari mereka berkomentar negatif atas aksi pembakaran itu.
Atas insiden itu, Pengurus Cabang Ikatan Alumni PMII Kabupaten Lamongan mengeluarkan sikap. IKA PMII melalui ketuanya Miftach Alamudin mengatakan, pihaknya sebenarnya cukup mengapresiasi atas kegiatan aksi demontrasi dimaksud sebagai bentuk kebebasan demokrasi di Indonesia.
Namun menurutnya, pihaknya sangat menyayangkan dan mengecam keras atas Insiden perusakan dan pembakaran karangan bunga tersebut. Karena itu, pihaknya menuntut secara terbuka kepada para pelaku untuk meminta maaf secara terbuka kepada keluarga besar Alumni dan Kader PMII se Kabupaten Lamongan.
Selain itu, pembakar juga diminta untuk segera mengganti Karangan Bunga seperti semula, karena hal tersebut sebagai apresiasi para senior dalam Prosesi Pelantikan DPRD Kabupaten Lamongan periode 2024 – 2029, besok pagi Sabtu, 24 Agustus 2023.
“Dua tuntutan kami, segera untuk ditindaklanjuti, demikian surat pernyataan sikap ini kami sampaikan, atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih,” kata Udin panggilan akrabnya.(ier)