Surabaya, jurnal9.tv -Penentuan awal bulan Ramadhan adalah hal yang sangat penting, karena berkaitan dengan rukyatul hilal yang menjadi dasar pemerintah menetapkan, kapan dimulainya umat muslim di Indonesia mengawali berpuasa Ramadhan 1446H. Terlihatnya bulan untuk wilayah Indonesia sangat bervariasi.
Mengacu kepada data falakiyah Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU), maka kedudukan hilal (tinggi hilal mar’ie dan elongasi hilal haqiqy) di Indonesia pada Jumat Legi 29 Sya’ban 1446 H / 28 Februari 2025 M saat ghurub adalah :
1. hampir seluruhnya berada pada zona istihalah al–rukyah, kecuali
2. hanya propinsi Aceh yang telah berada pada zona imkan al–rukyah, dan
3. tidak ada lokasi manapun di Indonesia yang telah memasuki zona qath’iy al–rukyah.
Mengacu data ini, maka penentuan awal Ramadhan 1446H akan menunggu terlihatnya hilal dari Aceh. Sementara di daerah lain, khususnya wilayah Indonesia sebelah timurnya Aceh harus menunggu hal tersebut, padahal saat itu mereka sudah memasyuki waktu Shalat Isya’. Dengan demikian, masyarakat dihimbau untuk menunggu hasil laporan rukyatul hilal dari Aceh tersebut yang menjadi dasar pemerintah menentukan awal Ramadhan 1446H.
“Potensi imkanu rukyat hilal saat ini adalah hanya di daerah Aceh, karena hanya di Aceh yang memenuhi kriteria imkanu rukyat, yaitu sudut ketinggian 3° dan elongasi 6,4°,” demikian pernyataan Syamsul Maarif, Ketua Lembaga Falakiyah PWNU Jawa Timur dalam dialog di program Detik-Detik Rukyatul Hilal di TV9 sore ini.
Hasil rukyat hilal dari seluruh Indonesia akan dilaporkan kepada Menteri Agama RI dan akan ditetapkan pemerintah kapan awal Ramadhan 1446H. Dengan penetapan tersebut, maka kapan masyarakat memulai shalawat tarawih pada awal Ramadhan sudah jelas. Oleh karena itu masyarakat dihimbau untuk tetap menunggu hasil sidang Isbat (penetapan) Kementrian Agama RI malam ini.