Surabaya, Jurnal9. Tv – Perkembangan teknologi digital semakin cepat. Semua elemen dituntut untuk beradaptasi, berinovasi memanfaatkan dunia digital. Pun dengan santri, harus menguasai dan mengisi dunia digital dengan pesan-pesan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin.
Untuk itu XL Axiata Tbk mengusung misi “XL Axiata Ada Untuk Indonesia”. Misi ini bertujuan menjadikan pesantren dan santri sebagai motor penggerak digitalisasi sekaligus meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Di penghujung tahun 2022, guna mewujudkan misi tersebut XL menginisiasi program “Pesantren Digital”. Pesantren Digital 2022 merupakan program pelatihan dan peningkatan kapasitas yang ditujukan bagi para santri untuk membangun dan meningkatkan kapasitas (scale up), sehingga santri mampu bertahan dan bersaing dalam menghadapi tantangan industri digital kreatif khususnya sebagai content creator dan web developer.
Pelatihan ini dimulai pada 19 Desember 2022 secara online. Pendaftaran juga dilakukan secara online melalui link berikut ini :
Syarat dan Ketentuan Peserta
Untuk dapat mengikuti kegiatan Pesantren Digital 2022, Peserta harus memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku, antara lain:
1. Peserta merupakan santri / santriwati aktif dalam institusi pesantren. (dibuktikan dengan nomor induk santri)
2. Peserta berkewarganegaraan Indonesia dan berusia min. 17 dan max. 25 tahun.
3. Peserta menggunakan / bersedia menggunakan provider XL / Axis selama pelaksanaan program.
4. Peserta telah meminta dan diizinkan mengikuti kegiatan Pesantren Digital 2022 oleh pihak pesantren (dibuktikan dengan surat tugas / surat izin dari pesantren terkait)
5. Peserta berkomitmen mengikuti seluruh rangkaian program Pesantren Digital 2022 (19 – 30 Desember 2022)
6. Jika terbukti tidak berkomitmen mengikuti program Pesantren Digital 2022, Peserta bersedia dinyatakan gugur / didiskualifikasi dari program Pesantren Digital 2022.

Sebelumnya XL juga telah menyalurkan Donasi Laptop ke 39 Pesantren di 7 Provinsi. Pesantren dan santri menjadi target pelatihan dan donasi karena mereka berada di tengah-tengah masyarakat pedesaan. Kultur pondok pesantren sangat erat dengan kehidupan masyarakat pedesaan, karena baik santri dan pengajar biasanya juga berasal dari masyarakat desa. Selain itu, pondok pesantren dan santri juga berkomitmen untuk menjadi pendamping masyarakat desa sekitar pondok untuk mengadopsi teknologi digital untuk berbagai kebutuhan produktif.
Sebagai Informasi, Jaringan 4G XL telah meluas hingga ke desa-desa. (snm)