UINSA Surabaya Catat Rekor Muri Dalam Festival Industri Karir Halal

Surabaya, jurnal9.tv -Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya kembali mencatatkan diri sebagai perguruan tinggi yang meraih Penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia.

Rekor tersebut diterima Rektor UINSA Surabaya dari MURI dalam Festival Karir Industri Halal dengan sektor halal terbanyak.

Seperti yang dijelaskan Sri Widayati perwakilan Muri, terdapat 10 sektor dan 112 perusahaan yang terlibat dalam kegiatan yang berlangsung pada Selasa (09/12/24).

“Muri hadir ke UINSA ini untuk memberikan apresiasi atas kegiatan spektakuler sebagai Perguruan Tinggi yang Festival Karir Industri Halal dengan sektor halal terbanyak” jelasnya .

“Ada 10  sektor yang diikuti oleh 112 perusahaan” imbuhnya.

Sri Widayati melanjutkan, pada 2019 silam UINSA juga tercatat sebagai pencetak rekor dalam menabung saham dari penjualan sampah oleh mahasiswa.

“ini sebenarnya bukan kali pertama Muri datang ke UINSA, karena sebelumnya kami mencatat rekor menabung saham dari penjualan sampah oleh Mahasiswa terbanyak pada 12 September 2019 silam” terangnya.

Mewakili Muri Indonesia, Sri Widayati mengapresiasi langkah UINSA dalam mempertemukan sejumlah perusahaan dengan para pencari kerja.

“Kegiatan ini tentu luar biasa, dapat mempertemukan perusahaan dengan para pencari kerja sehingga sangat membantu bagi para mahasiswa, Alumni maupun masyarakat umum untuk mencari tempat kerja yang sesuai” pujinya dihadapan tamu undangan.

Pihaknya juga berharap, rekor yang telah tercatat dapat mengawali pertumbuhan industri halal di masyarakat.

“Ini juga merupakan langkah penting dalam mendorong pertumbuhan industri halal kepada masyarakat” pungkasnya.

Museum Rekor Dunia Indonesia sendiri merupakan lembaga pencatat rekor pertama di Indonesia yang didirikan oleh Jay Suprana pada tahun 1990 silam.

Sementara itu, Prof. Zaki selaku Rektor UINSA Surabaya dalam sambutannya menyinggung fenomena menarik Dunia internasional terhadap industri halal.

“Sebuah pertanyaan menarik di dunia global  mengapa konsumsi barang halal naik di negara-negara non muslim seperti di Rusia, Korea Selatan, Jepang bahkan China” ujarnya.

Menurut pengamatannya, hal itu didasarkan adanya kesadaran penting mengenai pandangan halal menjamin higienitas sebuah barang.

“Ternyata ada kesadaran penting, Halal bukan semata urusan keyakinan (keagamaannya) melainkan menjadi jaminan higienitas” sambungnya.

Sehingga masyarakat dunia yang mulai mengkonsumsi produk halal di negera yang bukan mayoritas muslim menunjukan perhatian penting terhadap higienitas makanan yang sekaligus mengkonservasi lingkungan

“Memastikan semua asupan yang masuk ke tubuh kita terjaga dan merasa aman dari sisi keyakinan” kata prof Zaki.

Atas penghargaan Muri yang diberikan kepada UINSA Surabaya, pihaknya memiliki komitmen kuat untuk menjadikan Halal sebagai gaya hidup di masyarakat.

“Hari ini, UINSA memiliki komitmen untuk menjadikan halal bukan sekedar simbol keyakinan melainkan menjadikan Halal sebagai gaya hidup di tengah masyarakat” pungkas prof Zaki.