Surabaya, jurnal9.tv -Bencana yang semakin sering terjadi disekitar kita menjadi ketakutan kita bersama, maka perlu disiapkan teknologi pendeteksi agar ancaman bencana dapat diminimalisir dan risiko dapat dihilangkan. Tim Periset Universitas PGRI Adi Buana Surabaya dengan dukungan penuh dari BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) membuat alat yang dinamakan Buana EWS untuk mendeteksi ancaman erosi dan longsor. Alat Buana EWS ini mengitegrasikan sistem elektronika, tenaga panel surya serta sensor getaran yang semua data-data tersebut dapat dikirim melalui jaringan wireless dan ditangkap sistem perangkat spasial WebGIS yang dipasang di Balai Desa.

“Penanganan kebencanaan terutama tanah longsor, harus mengedepankan fungsi teknologi dan peran serta masyarakat. Tentunya harus memilih aplikasi yang reliable, efektif, serta terukur,” demikianTutur Shofwan selaku Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas PGRI Adi Buana Surabaya sekaligus tim periset.
Semua unsur teknologi dipakai, mulai dari informasi keruangan (spatial) berbasis webGIS, hingga supplay kelistrikannyapun sudah dipikirkan. Penggunaan panel surya dan bahkan untuk dapat melihat hasil deteksi dini longsor, masyarakat cukup dapat infomasi dari blasting pada kotak pusdatin (pusat data dan informasi) yang dipasang di Balai Desa dan digerakkan oleh komunitas.

“Jadi benar-benar kami mudahkan, sehingga konsep komunitas yang peduli terhadap kebencanaan tersebut dapat menjadi satu kesatuan” terang Shofwan yang juga saat ini menjadi Anggota Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI).

Secara terpisah, wawancara dengan ketua periset yaitu Dr. Rhenny Ratnawati, ST. MT. berkaitan dengan urgensi pembuatan peralatan yang fokus pada bidang Lingkungan, beliau menuturkan,”lokasi tempat penerima manfaat, yaitu Desa Belik Kecamatan Trawas kabupaten Mojokerto merupakan kawasan yang benar-benar membutuhkan”. Beliau juga memberikan gambaran bahwa kasus bencana tertinggi selama ini kategori bencana hidrometeorologi yang didalamnya termasuk bencana tanah longsor.
Senada yang disampaikan oleh Gus Hakim Jayli selaku Penasihat Pokja Perhutanan Sosial PBNU bahwasannya alat pendeteksi longsor Buana EWS yang dipasang pada Kawasan Lereng Gunung Penanggungan mampu memberikan manfaat lebih. “Kami berharap Kawasan Hutan dan Masyarakat Lereng semakin Tangguh menghadapi bencana khususnya ancaman bencana longsor,” imbuh Gus Hakim yang juga menjabat sebagai Direktur Utama TV9 Nusantara.

Kades Belik sangat berterima kasih kepada Universitas PGRI Adi Buana Surabaya dan BRIN, yang sangat proaktif dalam membantu masyarakat desa. Baik sosialisasi untuk edukasi mitigasi maupun juga secara nyata memberikan bantuan peralatan. “Peralatan ini semoga bermanfaat bagi masyarakat kami, tentunya informasi kebencanaan secara dini, akan dapat memberikan peringatan kepada warga agar untuk mawas diri, kami berterima kasih sepenuhnya kepada pemerintah melalui BRIN beserta kampus Universitas PGRI Adi Buana Surabaya dengan para dosennya, atas segala bantuannya” ungkap Bapak H Morsidi Kades Belik Kecamatan Trawas Mojokerto.
“Tujuan dan sasaran penelitian ini memang fokus dengan dua hal. Pertama mengembangkan sistem peringatan dini longsor lahan Buana EWS berbasis WebGIS dan komunitas. Kedua meningkatkan kapasitas pengetahuan bagi Masyarakat di Kawasan rawan bencana” pungkas M. Nushron Ali M, ST., MT. dan Dian Majid, M.Eng tim periset Buana EWS. (*)