Surabaya, Jurnal9.tv – Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (FK Unusa) menggelar Matching Fund dan Pengabdian Masyarakat Internasional 2023, pada Rabu (02/08/2023) di Kafe Fastron Lt 3 Unusa, Kampus B, Jemursari, Surabaya.
Kegiatan yang bekerjasama dengan International Organization for Migration (IOM) ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kesehatan untuk kemandirian para pengungsi.
Sebanyak 29 migran atau pengungsi yang berasal dari Afghanistan, Pakistan, Iran, Somalia, Sudan, dan Myanmar mengikuti Pelatihan Psychological Firs Aid, Basic Life Support, dan Kegawatdaruratan untuk menjadi kader kesehatan migran atau pengungsi.
Ketua Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) FK Unusa, dr. Hafid Algristian, mengungkapkan, tujuan kegiatan hari ini untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kader kesehatan migran atau pengungsi pada bidang kesehatan jiwa, fisik, dan keluarga.
“Selain ilmu terkait kesehatan jiwa, fisik, dan keluarga. Mereka belajar dan praktik secara langsung dalam pertolongan pertama pada kasus-kasus gawat darurat jiwa, fisik, dan keluarga,” ungkapnya saat jumpa pers di Lantai 3 Tower Unusa Kampus B Jemursari Surabaya.
Pria yang juga sebagai dosen Fakultas Kedokteran Unusa ini menambahkan, para pengungsi diberikan materi serta cara deteksi dini pada kasus-kasus kesehatan jiwa, fisik, dan keluarga.
Selain itu, mereka diberi pengetahuan untuk melakukan rujukan dan pendampingan ke sentra kesehatan terdekat.
“Semua yang dilakukan dalam kegiatan ini, merupakan salah satu rangkaian untuk merintis kurikulum internasional Fakultas kedokteran Unusa 2024. Kami ingin memberikan penguatan kepada tim bantuan medis FK Unusa, yang terdiri dari dokter-dokter alumni FK Unusa, dan mahasiswa FK Unusa untuk pengiriman tim medis ke luar negeri,” ungkapnya.
Antusias para migran dalam mengikuti pelatihan ini tampak jelas saat masing-masing mencoba untuk praktik pertolongan pertama pada seseorang yang pingsan.
Mereka praktik langsung pada alat peraga yang sudah disediakan oleh FK Unusa, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah interaksi antar peserta maupun tim FK Unusa.
Salah satu Migran dari Afghanistan yang ikut dalam pelatihan ini, Muhammad Hadi mengungkapkan, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi para migran yang ada di Indonesia, karena banyak ilmu dan keterampilan yang didapatkan, seperti deteksi kesehatan, hingga ilmu gawat darurat jiwa, fisik, dan keluarga.
“Kami berharap kegiatan semacam ini selalu diadakan karena sangat bermanfaat bagi para migran, karena melalui pelatihan ini, kami dapat menjadi kader kesehatan bagi para migran atau pengungsi,” ungkapnya.
Pelaksanaan pelatihan ini menurut Rektor Unusa, Profesor Achmad Jazidie, sesuai dengan tag line Unusa “Rahmatan Lil Al-Amin”, dalam artian pihaknya merasa terpanggil untuk menolong sesama tanpa melihat latar belakang mereka.
“Entah itu warna kulit, agama maupun yang lainnya, ini adalah tugas kemanusiaan, dan ini juga nantinya mempermudah teman-teman FK Unusa jika terjun ke lapangan, karena dengan pembekalan ini, mereka nantinya bisa ikut membantu,” tandasnya.