Kediri, Jurnal9.tv – Mengawali Rangkaian Penutupan Perayaan Satu Abad NU dan Anugerah PWNU Jatim Award 2023, NU Jatim Vaganza Resmi dibuka oleh Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim KH Marzuki Mustamar Dengan memamerkan produk unggulan Nahdliyin se-Jatim. Pembukaan tersebut ditandai dengan pengguntingan pita di area kegiatan yang dipusatkan di Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, pada Sabtu (18/03/2023).
“Bismillah tawakkaltu alallah la haula wala quwwata illa billah. Allahumma shalli ala Muhammad,” ujar Kiai Marzuki saat membuka NU Jatim Vaganza ditengah-tengah Stand Bazar.
Kiai Marzuki menyebutkan, bahwa jihad ekonomi bagi Nahdliyin tidak kalah penting dengan jihad di bidang yang lain. Sebab dengan demikian, hal itu dapat memastikan kehalalan produk atau makanan yang dikonsumsi.
“Contoh kecilnya, kalau NU tidak terjun di bidang ekonomi, kita tidak bisa memastikan menu yang mengandung masakan hewani sembelihannya sah apa nggak, dan lainnya. Sehingga bisa jadi shalat kita bacaannya sah, menutup auratnya sah, gerakannya sah, tapi ternyata sebelum shalat kita makan masakan yang ketika disembelih tidak sah, sehingga mulut kita najis. Lalu kita shalat dengan kondisi mulut yang najis,” jelasnya.
Oleh karenanya, NU secara jamiyah dan Nahdliyin secara jamaah harus menekuni bidang ekonomi. Tujuannya ialah untuk kemandirian NU, serta memastikan bahwa ibadah yang dilaksanakan sah karena mengkonsumsi barang halal dan suci.
Ia menambahkan, di NU semangat memproduksi luar biasa. Beberapa kader NU mampu memproduksi produk buah unggulan, seperti semangka yang per buah memiliki berat hingga lebih 30 kilogram karena rekayasa bibit unggul yang dilakukan. Ada pula yang memproduksi pupuk organik yang bisa meningkatkan jumlah produksi.
“Inovasi yang dilakukan kader NU ini sangat luar biasa, hanya saja terkendala pemasaran karena sulit mendapatkan hak paten,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Sabilur Rosyad Gasek, Malang itu.
Untuk itu, dirinya mendorong PWNU Jatim, termasuk pula PBNU, agar membentuk tim atau Satgas untuk percepatan hak paten milik kader NU tersebut. Karena jika tidak punya hak paten dengan label SNI, tidak bisa memasarkan produk secara luas.
“Sehingga pengetahuan yang mumpuni itu tidak berdampak pada aspek perekonomian,” ungkapnya.
Persoalan lainnya, lanjut Kiai Marzuki, banyak warga NU yang lebih percaya merk-merk produk luar daripada produk lokal, khususnya milik kader NU sendiri. Sehingga daya jual produk milik Nahdliyin kurang maksimal, meski di sisi lain kualitasnya tidak kalah dengan produk luar.
“Hendaknya pula antar kader NU dalam aspek perekonomian saling bekerja sama dan kolaborasi guna kemajuan bersama,” tandasnya.
Dalam kegiatan tersebut juga akan digelar Anugerah Mahakarya Ulama Jawa Timur dan Juara Porseni NU tingkat Nasional 2023 yang dihadiri perwakilan PCNU beserta Banom dan Lembaga se-Jawa Timur. (zen)