Home ยป Menjaga Bumi, Seperti Menjaga Ibu Sendiri
NU-PESANTREN

Menjaga Bumi, Seperti Menjaga Ibu Sendiri

Surabaya, jurnal9.tv -Manusia adalah makhluk hidup yang diberi kenikmatan luara biasa. Saat manusia lahir sudah diberi bumi sebagai tempat hidup. Bumi sebagai ‘ibu’ selama ini sudah memberi kekayaan yang bisa dinikmati. Manusia bisa berbuat banyak hal di muka bumi. Namun, manusia seringkali lupa diri, di saat berusaha mengeksploitasi manusia dan alam, termasuk bumi. “Jika demikian, manusia telah menyakiti ibu bumi yang sudah memberi banyak kepada manusia”, demikian pesan Dr. Tri Candra Aprianto, Koordinator Nasional Perhutanan Sosial NU dalam acara Talkshow Tabuh Magrib di TV9 yang diselenggarakan oleh PWNU Jatim dengan tema “Amanat Menjaga Bumi dan Lingkungan”.

Bencana sudah banyak terjadi. Ada gempa, banjir, longsor, kebakaran dan lainnya. Itu semua adalah peringatan kepada kita atas perilaku kita terhadap bumi yang sudah banyak memberi. Kita sudah menyakuti ibu bumi, maka saat ini dia sedang mengadili.

NU melalaui progam perhutanan sosial, tidak semata soal hutan. Hutan tidak dipandang hanya sebagai sumber penghasilan dan nilai ekonomis. Hutan dipandang sebagai sistem kehidupan lingkunyan yang sangat dibutuhkan manusia. Aliran oksigen, air dan sebagainya bisa dinikmati oleh masyarakat. Program perhutanan sosial adalah upaya peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan.

Bahkan, ketua Umum PBNU menempatkan perhutanan sosial menjadi bagian dari gerakan keluarga maslahat NU, membangun peradaban berbasis keluarga. Sebuah keluarga perlu ditopang kelestarian alam, kesehatan, ekonomi dan aspek-aspek kehidupan lainnya. Nahdlatul Ulama melihat pembangunan manusia secara holistik, semua komponen memiliki posisi dan peran penting.

Sementara itu, Dr.KH.Misbahul Munir, wakil ketua PWNU Jawa Timur menyampaikan tiga pesan penting terkait amanat menjaga bumi. “Manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi. Namun manusia memiliki potensi yang bisa merusak bumi,” demikian pernyataannya. Masih pendapat Kyai Misbah, menekankan bahwa manusia dibekali akal tidak seperti makhluk lain. Pesan ketiga Kyai Misbah, menekankan bahwa dengan bekal akal tersebut, manusia dapat mengelola bumi yang sudah diamanahkan kepada manusia.

Menjaga bumi merupakan amanah agama yang diberikan kepada manusia. Allah menciptakan manusia adalah sebagai khalifah di bumi yang diberi tugas mengelolanya. Bumi bukan benda mati, namun makhkuk hidup. Orang tua dahulu mengibaratkan bumi sebagai ibu. Maka layak bagi manusia untuk menghormati dan menjaga amanah yang sudah diberikan.(*)