Home » Sidang Komisi Halaqah Ulama Nasional Hasilkan Butir-butir Rekomendasi
Nahdlatul Ulama

Sidang Komisi Halaqah Ulama Nasional Hasilkan Butir-butir Rekomendasi

Lamongan, Jurnal9.tv – Ratusan Kiai-Nyai dari berbagai pesantren di seluruh Indonesia mengikuti Halaqah Ulama Nasional Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), yang digelar di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Terdapat rekomendasi yang dihasilkan dari halaqah bertajuk ‘Menyambut Peradaban Baru, Menguatkan Pesantren dan Revitalisasi Kitab Kuning’, yang digelar sejak tanggal 11 Juli 2023 tersebut.

Ketua RMI PBNU, KH. Hodri Arif menyampaikan bahwa Halaqah Ulama Nasional ini melibatkan para ahli di bidangnya terkait revitalisasi dan rekontekstualisasi kitab kuning dalam menjawab masalah yang dihadapi oleh umat di masa kini dan mendatang.

“Halaqah ini berpijak pada pemikiran ulama dalam kitab kuning, yang diwarisi lebih dari 700-an tahun lalu, yang semangatnya tetap relevan hingga hari ini,” katanya, Kamis (13/7/2023).

Kiai Hodri menyebut, halaqah ini dibagi dalam 3 Komisi. Pertama, komisi diinamika kitab kuning terhadap kerukunan. Komisi ini untuk menjawab permasalahan umat/bangsa, merumuskan manhaj revitalisasi kitab kuning, merumuskan solusi-solusi atas masalah peradaban, dan rekomendasinya.

“Kita menekankan solusi atas problem yang dihadapi umat, dengan tetap didasarkan pada pemikiran ulama yang sudah teruji,” ungkapnya.

Komisi atau segmen kedua, tutur Kiai Hodri, adalah rekognisi pendidikan pesantren dalam sistem pendidikan nasional. Komisi ini mendiskusikan tantangan pengelolaan

Pesantren, afirmasi dan rekognisi lulusan pesantren, legalitas, merumuskan solusi dan rekomendasi yang diperlukan.

“Komisi ini menghasilkan rekomendasi bahwa para santri dan lulusan pesantren bagaimana bisa mendapat peluang yang sama dengan pendidikan lain di luar pesantren,” bebernya.

“Dengan demikian, para santri atau lulusan pesantren bisa berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan negara, sektor-sektor pemerintahan, birokrasi maupun teknokrasi,” imbuhnya.

Kemudian komisi ketiga, tambah Kiai Hodri, berkaitan dengan asosiasi pesantren dan pemenuhan fungsi pesantren. Komisi ini mendiskusikan peran dan peta jalan penguatan pesantren melalui asosiasi pondok pesantren, serta merumuskan

Solusi dan rekomendasinya.

“Komisi ketiga ini difokuskan pada isu-isu seputar pendidikan Islam antar pesantren yang terhimpun dalam RMI PBNU,” bebernya.

Kiai Hodri berkata, pembahasan di komisi-komisi ini dimaksudkan agar dukungan PBNU terhadap pendidikan pesantren lebih maksimal. Sehingga, pesantren-pesantren di Indonesia ini bisa semakin berkembang dan memiliki jalinan kerjasama yang kuat.

“Ini semua agar para santri bisa berkhidmah lebih sempurna untuk bangsa dan negara,” tandasnya.

Setelah sidang 3 komisi ini selesai, Kiai Hodri membeberkan, rumusan rekomendasi dari 3 komisi itu kemudian dipresentasikan dan dipertajam melalui sidang pleno untuk menghasilkan butir-butir rekomendasi yang disepakati bersama.

“Kita telah menyelesaikan pleno di setiap komisi, dan menghasilkan beberapa rekomendasi dalam tiga segmen itu. Kita sudah selesai semua dan menyimpulkanya,” paparnya.

Butir-butir rekomendasi dari pleno ini, tutur Kiai Hodri, merupakan rumusan pemikiran yang sifatnya kooperatif dan menjadi tawaran bagi kepengurusan atau bagi praktisi pendidikan, sekaligus bagi pemangku kebijakan di pesantren.

“Kita juga mendorong agar pesantren terus mengembangkan metode pembelajaran kitab kuning dan pembacaannya. Agar para santri mampu lebih mumpuni dalam memahami, mengerti tentang kitab kuning dan sesuai dengan konteks saat ini,” jelasnya.

“Sedangkan untuk rekognisi, kita memberikan rekomendasi kepada negara melalui kepada Kemenag dan Kemendikbud. Agar lulusan pesantren dapat fasilitas yang sama, tidak berdasarkan dari mana asal mereka, tapi lebih pada kemampuan yang dimiliki para santri,” pungkasnya.

Sekadar diketahui, halaqah ini diikuti oleh 500 peserta, dengan rincian 300 peserta dari ulama pesantren seluruh Indonesia, lalu 50 peserta dari Gresik, 50 peserta dari Tuban, serta 100 peserta dari Lamongan.

Kegiatan halaqah ini berlangsung di 3 tempat, yakni Pesantren Sunan Drajat, Pesantren Fathimiyah dan Kompleks Makam Maulana Ishaq Paciran. (mbs/snm)