Pasuruan, jurnal9.tv -Fungsi hutan sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Untuk melestarikannya, Yayasan Cempaka Prigen Kabupaten Pasuruan bersama 21 perusahaan menggelar Program Konservasi Hutan dan Daerah Tangkapan Air (KHDTA). Ribuan bibit pohon berbuah ditanam sehingga warga juga bisa mengambil manfaat hasil buah tersebut.
Launching program KHDTA dilaksanakan di Kelurahan Ledug, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.
Acara tersebut ditandai dengan penyerahan 15.976 bibit pohon secara simbolis kepada 6 Kelompok Tani di Desa Puspo, Ngadiwono, Dayurejo, Jatiarjo, Sukoreno, dan Ledug. Juga kepada pengurus 4 Daerah Aliran Sungai (DAS) Petung, Kedunglarangan, Welang dan Bangkok.
Program tersebut diselenggarakan oleh Yayasan Cempaka Prigen bersama 21 perusahaan. Juga didukung Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Pasuruan.
Tujuan adanya konservasi hutan, selain untuk melindungi sumber kehidupan dan menjaga keseimbangan alam, juga menjaga kualitas daerah tangkapan air. Sehingga ketersediaan sumber daya air bersih untuk masyarakat tetap tersedia.
Menurut keterangan Sarifudin Lathif, Direktur Yayasan Cempaka, tanaman yang paling banyak ditanam merupakan pohon buah.
“Kita yang paling banyak adalah kopi, alpukat, dan durian. Karena ini adalah jenis yang disarankan oleh Perhutani maupun Dinas Kehutanan dengan konsep agroforestri yaitu menambah tutupan lahan di hutan kritis dengan pohon buah sehingga masyarakat juga bisa menikmati hasil dari buahnya tanpa harus menebang kayu,” ungkap Sarif.
Penanaman secara simbolis juga dilakukan di lahan Alas Pinggan, Kelurahan Ledug.
Syarifudin menambahkan, program tersebut akan dimonitoring selama 1 tahun kedepan sehingga program dapat berlanjut tidak hanya secara seremonial saja.
“Dengan aplikasi yang kami bikin, namanya aplikasi bumi baik. Di situ perusahaan dan kelompok bisa langsung melihat jenis, jumlah, dan posisi tanaman yang sudah ditanam. Karena itu sebagai pertanggungjawaban kami sebagai fasilitator. Sehingga ke depan tidak ada lagi tanaman yang ditanam secara seremonial saja,” imbuhnya.