Harlah 1 Abad, Pondok Ploso Anugerahkan Al Falah Award pada Pesantren Sanad Ilmu Mbah Kiai Djazuli

Kediri, jurnal9.tv -Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Mojo, Kediri menyematkan penghargaan Al Falah Award, kepada enam pesantren yang menjadi sanad keilmuan KH Djazuli Utsman yang diberikan Rabu (1/1) malam di Kediri, pada puncak peringatan Harlah 100 Tahun PP Al Falah Ploso. Tampak hadir dalam Harlah 100 Tahun Pondok Ploso, Mantan Wakil Presiden RI, Prof. Dr. KH. Makruf Amin, dua Menteri Koordinator Kabinet Merah Putih, Abdul Muhaimin Iskandar dan Zulkifli Hasan, Mantan Ketua Umum PBNU, Prof. Dr. KH Said Aqil Siroj, Katib Am Syuriyah PBNU, KH. Said Asrori, Pengasuh PP Lirboyo, KH Abdulloh Kafa Bih Mahrus dan sejumlah pengasuh pesantren.

Sebagaimana tradisinya, sebelum acara puncak, didahuki pengajian Kitab Hikam oleh pengasuh PP. Al Falah Ploso, KH Nurul Huda Djazuli. Kitab Syarah Hikam adalah salah satu kitab kuning yang rutin diajarkan di Ploso dimana sanad ilmunya langsung tersambung dari Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari. Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf tampak hadir mendahului lebih awal dalam acara yang digelar di pendopo Ndalem Kasepuhan dan dihadiri ribuan santri dan alumni dari berbagai angkatan itu.

Mewakili keluarga dan pengasuh Pondok Ploso, Gus H. Muhammad Makmun menyampaikan, Harlah Pondok Ploso tahun ini sangat istimewa karena memasuki usia 100 tahun atau satu abad. Karena itu, untuk menastikan arah perjalanan pesantren pasca satu abad, panitia mengangkat tema ‘Melestarikan Ngaji, Meneguhkan Khidmah Al Falah Untuk Bangsa’. “Karena itu, maka sanad keilmuan menjadi hal paling penting dalam pelestarian ngaji kitab kuning di sebuah pesantren,” tambah Gus Makmun.

Pemberian Al Falah Award kepada enam Pesantren yang pernah menjadi tujuan rihlah atau perjalanan keilmuan Kiai Djazuli Utsman, lanjut Gus Makmun adalah ikhtiar pelestarian ngaji yang akan jadi konsentrasi utama perjalanan Pondok Ploso ke depan. Berikut, daftar pesantren penerima Al Falah Award Katagori Sanad Keilmuan, yang masing-masing diterima oleh perwakilan dzurriyah. Pertama, Pondok Gondanglegi, Nganjuk, diasuh Kiai Ahmad Sholeh, tempat Kiai Djazuli belajar Ilmu Alqur’an dan Nahwu. Kedua, Pondok Sono, Sidoarjo, Kiai Djazuli belajar Ilmu Sharraf Tasrifan Sono di pesantren ini. Ketiga, Pondok Kademangan Bangkalan, diasuh Syaikhona Cholil yang juga guru Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari.

Keempat, Pondok Mojosari, Nganjuk diasuh Kiai Zainuddin. Di pesantren ini, Kiai Djazuli dijuluki sebagai Blawong atau burung perkutut istimewa bersuara indah sebagai gambaran kualitas keilmuan dan kepemimpinan seorang ulama di masa mendatang. Kelima, Pondok Tebuireng, diasuh Hadratus Syekh Hasyim Asy’ary, dimana Kiai Djazuli nyantri dan mengkhatamkan kItab Syarah Hikam sekaligus ditugasi mengajar. Keenam Pondok Tremas, Pacitan diasuh Kiai Dimyati bin Abullah Attarmasi, adik Syekh Mahfudz Attarmasi.

Dalam kesempatan itu, Pondok Lirboyo juga mendapat Anugerah Al Falah Award Katagori Pesantren yang selama ini memiliki kerjasama dan hubungan erat dengan Pondok Ploso, yang diterima oleh Gus An’im Falachuddin Mahrus. Masih ada beberapa katagori yang diberikan kepada alumni dan para pengabdi pesantren. Diantaranya, tokoh inspiratif diberikan kepada Kyai Ma’ruf Kedunglo dan Kyai Mu’in Durenan, yang diserahkan langsung oleh Gus Umar Faruq dan Nyai Hj. Lailatul Badriyah. Alumni Generasi Terpanjang diiberikan kepada Kiai Jajuli Wonosobo dan Kiai Mahalli Blitar. Katagori Khodimul Ma’had Berdedikasi Tinggi diberikan kepada tiga tokoh penting yang telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam pengabdian kepada pesantren, yakni KH. Ashfar Bushoir, KH. Arsyad Bushoir dan KH Ardani Ahmad.

Pondok Pesantren Al Falah Ploso berdiri kokoh sejak 1 Januari 1925. Pesantren ini merupakan buah perjuangan luar biasa dari pasangan suami istri KH Djazuli Utsman dan Nyai Hj Rodliyah. Keduanya dikenal sebagai sosok visioner yang mendedikasikan hidup untuk pendidikan Islam dan pengembangan pesantren.

Hingga kini, Pondok Ploso terus berkembang dan menjadi pusat pendidikan berbasis salaf dengan ribuan santri, dan telah melahirkan banyak ulama dan tokoh masyarakat. Pasca Kiai Djazuli, Pondok Ploso diasuh secara oleh KH Ahmad Zainuddin Djazuli (wafat 2021), KH Nurul Huda Djazuli, KH Chamim Tohari Djazuli atau Gus Miek (wafat 1993), KH Fuad Mun’im Djazuli (wafat 2020), KH Munif Djazuli (wafat 2012) dan Nyai Hj Lailatul Badriyah Djazuli.

Saksikan kembali Puncak Harlah 100 Tahun Alfalah Ploso via Youtube Channel TV9Nusantara: