Home » “KAMI”, Benarkah Identik dengan Jama’ah Pon?
HUBBUL WETON

“KAMI”, Benarkah Identik dengan Jama’ah Pon?

Beberapa saat KAMI (Kesatuan Aksi Menyelematkan Indonesia) mendeklarasikan dirinya di Tugu Proklamasi, Jakarta, 18 Agustus 2020, beredar tangkapan layar dari akun Facebook Salim Alatas yang membuat status “KaMi adalah Jamaah Kle_Pon”. Tulisan ini melansir beberapa nama yang ikut deklarasi KAMI tersebut memiliki weton pasaran Pon. Kemudian oleh dia disebut jamaah atau Club/Klep_Pon.

Screenshot_2020-08-27-00-19-47

Salim Alatas menyebut beberapa nama, misalnya Gatot Nurmatyo, Din Syamsudin, Said Didu, Amin Rais, Rizal Ramli dan lainnya. Semuanya berweton Pon. Ada yang Minggu Pon, Rabu Pon, Senen Pon, Jumat Pon dan Kamis Pon. Catatan ini kemudian menjadi menarik banyak orang. Komentar netizen, wah, kok bisa ya, orang-orang yang jadi tokoh KAMI berweton Pon. Ada yang mengomentari, hanya seirama, apa weton Pon buruk? Dan banyak lagi.

Menurut saya ini catatan menarik. Orang-orang suka mengaitkan weton dengan banyak hal. Termasuk soal ini, orang-orang yang tergabung dalam KAMI, dihadirkan yang berweton Pon banyak. Andai saja, hari deklarasi, Selasa saat itu jatuh Selasa Pon, bisa bikin heboh lagi. Bisa muncul macam-macam komentar yang seru dan asyik. Tapi itulah kekhasan budaya kita di Indonesia. Weton masih memiliki daya tarik untuk dijadikan analisis, apakah serius digunakan atau sekedar guyonan seperti status facebook Salim Alatas tersebut.

Menurut berita yang dilansur oleh sebuah media online, ada 10 nama yang menjadi dewan deklarator KAMI. Mereka kemudian saya cari data wetonnya. Seperti pada tabel berikut datanya:

 

NO

NAMA

TTL

WETON

1 Gatot Nurmatyo 13 Maret 1960 Minggu Pon
2 Din Syamsudin 31 Agustus 1958 Minggu Pon
3 Rochmat Wahab 10 Januari 1957 Kamis Kliwon
4 Abdullah Hehamahua 18 Agustus 1947 Senin Pahing
5 Said Didu 2 Mei 1962 Rabu Pon
6 Refly Harun 26 Januari 1970 Senin Wage
7 Syahganda Nainggolan 27 November 1965 Sabtu Pon
8 Rocky Gerung 20 Januari 1959 Selasa Kliwon
9 Ilham Bintang 10 Mei 1955 Selasa Wage
10 Muhsin Al Atas 3 Februari 1944 Kemis Kliwon

 

Dari sepuluh tokoh tersebut, yang memiliki weton Pon berjumlah empat (4) orang, sisanya bermacam-macam. Mereka yang wetonnya Pon adalah Gatot N, Din Syamsudin, Said Didu, dan Syahganda Nainggolan. Kesepuluh nama ini yang saya ambil karena termasuk dewan deklarator. Dari komposisi ini, jelas tidak bisa dikatakan Jamaah Pon, sebab mayoritas bukan weton Pon. Apalagi mau menggali data tokoh yang hadir, saya yakin juga beragam. Bisa jadi mayoritas Pon atau lainnya.

Tapi kalau ada yang mau mencoba menganlisis data-data lahir mereka akan lebih terlihat komposisi weton para tokoh KAMI. Dalam khazanah Jawa, tidak pasaran yang jelek, semua baik. Orang Jawa hanya memberi catatan watak tentang orang-orang dengan karakter tertentu berbasis hari lahir, baik saptawara atau wetonnya (Pancawara). Misalnya dalam Pawiragan Bali, disebutkan mereka yang lahir di Pon memiliki sifat seperti kambing. Perginya tidak terlalu jauh, yang dimakan hanya rumput, tidak merugikan orang lain. Sering menanduk keluarganya sendiri, pendek pertimbangannya. Sering mengamuk, berani kepada penggembalanya. Kalau sedang marah sulit diredakan. Hidupnya tidak berlebihan tetapi berkecukupan. Sedangkan menurut Ki-Demang.com sifat Pon adalah bicaranya banyak diterima orang, suka tinggal di rumah, tidak mau memakan yang bukan kepunyaannya sendiri, suka marah kepada keluarganya, jalan pikirannya sering berbeda dengan pandangan umum. Suka berbantahan, berani kepada atasan. Rejekinya cukup.

Sekali lagi itu hanya gambaran global saja. Mungkin ada yang cocok, tetapi juga banyak yang tidak cocok. Para leluhur dulu, menggunakan watak weton ini sebagai peringatan untuk waspada agar diri lebih hati-hati dalam menjalani kehidupan di dunia ini, dengan mengingat sifat-sifat yang bisa ada dalam diri kita.

 

Penulis: Sururi Arumbani

1,435 Comments

Click here to post a comment