Tingkatkan Kapasitas Kebencanaan, BPBD Jatim Kirim 7 Pegawai ke Jepang

Surabaya, jurnal9.tv -Sebagai upaya meningkatkan kapasitas kebencanaan di lingkungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, tujuh pegawai BPBD Jatim dikirim ke Jepang untuk mengikuti program pembelajaran kebencanaan. Program yang difasilitasi oleh Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) ini berlangsung selama 16 hari, mulai 20 Januari hingga 7 Februari 2025.

Kegiatan ini berfokus pada Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dan Peningkatan Kapasitas Masyarakat atau _Disaster Risk Reduction and Community Development (Disaster Prevention Education)_. Selain BPBD Jatim, program ini juga diikuti oleh tiga perwakilan dari Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) dan dua perwakilan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Adapun peserta dari BPBD Jatim meliputi Pelaksana Tugas (Plt) Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan (PK) Dadang Iqwandy, Mukhtarodin Widodo (Staf Bidang PK), serta sejumlah staf Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi (RR), yaitu Dama Hervita, Nikita Mahditiara, M. Bagus Indrawan, Dona Ambarsari, dan Udyani Salma Widyaswari.

Belajar dari Negeri Sakura

Selama program berlangsung, para peserta mendapatkan materi pembelajaran kebencanaan yang disampaikan baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Di dalam kelas, kegiatan pembelajaran dilakukan di JICA Kansai Centre dengan menghadirkan berbagai pemateri dari kalangan pemerintah, akademisi, praktisi kebencanaan, hingga relawan PRB.

Sementara itu, pembelajaran di luar kelas dilakukan dengan mengunjungi Museum Gempa Besar Hanshin (The Great Hanshin-Awaji Earthquake Memorial), Universitas Kyoto, serta meninjau pembelajaran kebencanaan di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Teknologi Nagao di Kota Kobe. Selain itu, para peserta juga mengunjungi Kantor Penanggulangan Bencana di Prefektur Hyogo.

Materi yang Relevan dengan Kondisi Jatim

Plt Kabid PK BPBD Jatim, Dadang Iqwandy, mengungkapkan rasa syukurnya atas kesempatan belajar kebencanaan di Jepang. Menurutnya, materi yang diberikan sangat relevan dengan kondisi di Jawa Timur, termasuk potensi ragam bencana yang ada.

“Rasanya, semakin kita dalami materi yang diajarkan di sini, semakin tahu kekurangan yang kita lakukan di Jatim,” ujar Dadang usai kunjungannya ke Prefektur Hyogo, Kamis (6/1/2025).

Dadang menjelaskan, materi yang diajarkan meliputi upaya penerapan dan pendidikan PRB di lingkungan sekolah dasar (usia dini), menengah, hingga di lingkungan kampus dan masyarakat. Selain itu, peserta juga mempelajari pemanfaatan fungsi Early Warning System (EWS), upaya membangun kota tahan gempa, bangunan tahan gempa, serta bagaimana pemerintah Jepang membangun kerja sama dengan relawan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat.

“Alhamdulillah, pembelajarannya sangat bagus sekali. Tidak hanya teori, namun contoh dan aplikasi di lapangan juga sangat bagus. Kami juga diperlihatkan simulasi gedung tahan gempa dengan cara e-isolation,” tuturnya.

Harapan untuk Jawa Timur

Dadang berharap, berbagai materi dan pengalaman yang didapat selama di Jepang dapat diaplikasikan di Jawa Timur, terutama dalam membangun kapasitas masyarakat dan upaya pengurangan risiko bencana. Dengan demikian, BPBD Jatim dapat lebih siap dan tangguh dalam menghadapi berbagai potensi bencana di masa depan. (*)