Jakarta, jurnal9.tv -Menjelang dilaksanakannya agenda Pemilu 2024, sejumlah tokoh bangsa yang menginisiasi Gerakan Nurani Bangsa (GNB), pada Kamis (11/1) kemarin berkunjung dan berdiskusi dengan Wakil Presiden RI, KH. Makruf Amin. Para tokoh itu, antara lain Dr. [HC]. Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, KH. Sayyid Muhammad Hilal Al Aidid, Dr. (HC). H. Lukman Hakim Saifuddin, Dr. Karlina Rohima Supelli, Prof. Dr. Makarim Wibisono, MA, Ign. Kardinal Suharyo, Pendeta Gultom, dan Alissa Wahid. Selain berdiskusi, diserahkan juga Amanat Ciganjur yang dirumuskan dan dibacakan dalam kesempatan Haul ke-14 KH Abdurrahman Wahid yang berlangsung di Ciganjur, pada Sabtu, 16 Desember 2023 lalu.
Mewakili GNB, Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid mengatakan GNB diprakarsai para tokoh bangsa dan agama, diniatkan menjadi gerakan etis dan moral, terutama dalam menyuarakan nurani bangsa agar setiap pihak selalu ingat dengan cita-cita, tujuan luhur, dan tanggung jawab berbangsa dan bernegara. Kunjungan ke Wakil Presiden ini penting dilakukan mengingat Indonesia tengah berada di fase transisi kepemimpinan bangsa melalui Pemilu 2024 yang membutuhkan gerakan moral dan nurani agar demokrasi tak hanya berorientasi pada kekuasaan semata.
Melalui gerakan ini, lanjut Sinta Nuriyah kita semua perlu mengingat kembal bagaimana , para pendiri bangsa pada 1945 bersepakat bahwa tujuan dan keinginan luhur kemerdekaan adalah untuk mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur. “Ini semua hanya dapat dicapai manakala pemerintah berkomitmen menjalankan amanah tersebut dan setiap elemen bangsa terlibat dan dilibatkan secara adil demi mewujudkan kemaslahatan bersama,” lanjutnya.
Setelah menyampaikan Amanat Ciganjur dan melakukan diskusi di antara para tokoh, berhasil disusun beberapa hasil pertemuan Merdeka Selatan. Berikut rumusannya:
Pertama, Gerakan Nurani Bangsa berpandangan teguh bahwa Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia sebagai pemimpin pada pada cabang kekuasan eksekutif diamanatkan dan diwajibkan berlaku adil dan menjadikan kemaslahatan publik sebagai kebajikan tertinggi. Begitu pula untuk para pemimpin pada cabang kekuasaan legislatif dan yudikatif. Gerakan Nurani Bangsa mengimbau kepada para pemimpin pada cabang-cabang kekuasaan tersebut menunaikan amanah dan kewajiban dengan memastikan agar transisi kepemimpinan melalui pemilihan umum 2024 berjalan damai, adil, jujur, dan bermartabat.
Kedua, Gerakan Nurani Bangsa berpandangan, transisi kepemimpinan melalui pemilu 2024 merupakan rangkaian dari perjalanan penting kehidupan bangsa dan negara, namun bukan pemberhentian terakhir. Karenanya, Gerakan Nurani Bangsa mengimbau setiap warga bangsa memperkuat partisipasi dan solidaritas bersama untuk mengawal dan mengawasi pemimpin yang terpilih dan pemerintahan yang terbentuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, kemakmuran dan kemaslahatan bersama.
Ketiga, Gerakan Nurani Bangsa kembali menyampaikan kepada Wakil Presiden RI tentang Lima Amanat Ciganjur yang disuarakan dalam Peringatan haul ke-14 KH Abdurrahman Wahid 16 Desember 2023. Di antaranya, Pemilu 2024 harus menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sebagai perwujudan dari nilai Ketuhanan sekaligus sebagai sarana membentuk pemerintahan dan pengelolaan negara yang mengutamakan kesejahteraan rakyat, kemakmuran, dan kemaslahatan bersama.
Keempat, Gerakan Nurani Bangsa mengimbau para calon pemimpin yang tengah berjuang meraih kepercayaan publik menjadikan momen transisi kepemimpinan ini sebagai sarana membuktikan dan merayakan nilai-nilai kepemimpinan luhur sebagaimana diteladankan para pendiri bangsa. Momen ini seyogyanya pula menjadi sarana melahirkan gagasan dan langkah-langkah strategis berdampak jangka panjang bagi kehidupan bangsa seperti pengentasan kemiskinan, mengatasi perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, pendistribusian kesejahteraan dan sumberdaya secara adil, serta penghormatan hak dan martabat dasar manusia.
Kelima, Gerakan Nurani Bangsa mendorong agar pemilu 2024 juga menjadi momentum memperkuat solidaritas dan konsensus nasional untuk mendorong penyelesaian kasus-kasus kebangsaan seperti Papua. Gerakan Nurani Bangsa kembali menyuarakan Seruan Tokoh Bangsa untuk Perdamaian di Tanah Papua pada 9 November 2023 di gedung Persekutuan Gereja-gereja (PGI) di Indonesia. Para tokoh bangsa meminta pemerintah dan para pihak yang berkonflik di Papua melanjutkan proses penjajakan damai yang harus difasilitasi penengah terpercaya dan imparsial, termasuk oleh tokoh nasional dan para pemimpin perempuan, agama, dan adat Papua.
(*)