Jakarta, jurnal9.tv -Program suplai gizi yang dimiliki oleh Pasangan Calon (Paslon) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dinilai sebagai bukti kepedulian terhadap keadaan masyarakat prasejahtera. Mengingat suplai gizi baik di lingkungan masyarakat prasejahtera acap kali kurang tercukupi.
“Program ini adalah respon terhadap dimensi kerakyatan atau keberpihakan dikarenakan tingkat kerentanan kelompok miskin yang tinggi,” terang Direktur Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI), Salamudin Daeng dalam keterangannya, Rabu (3/1).
Sebab, kelompok miskin lekat kaitannya dengan kebutuhan gizi yang kurang. Oleh karena itu, kehadiran program gizi gratis ini secara konkret membantu pemerataan gizi yang acap kali sulit didapatkan oleh akar rumput.
Program ini, lanjut Salamudin, menjadi salah satu pengingat bagaimana kebutuhan gizi menjadi penting bagi sebuah bangsa. Prabowo-Gibran menjadikan hal tersebut sebagai salah satu fokus utama mengingat pemenuhan gizi yang baik adalah hak seluruh warga Indonesia.
Dalam hal ini Prabowo-Gibran juga jeli menjawab permasalahan stunting yang belakangan ini menghantui anak-anak di Indonesia. Terutama anak-anak yang berasal dari keluarga dengan taraf ekonomi rendah. Menilik Asta Cita, duet Koalisi Indonesia Maju (KIM) ini menaruh perhatian besar bagi isu pemberantasan stunting. Menurut duet KIM tersebut, Stunting (tengkes) adalah masalah konkret dan mendesak untuk segera diatasi.
Kementerian Kesehatan mencatat, pada Januari 2023 lalu berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevelensi stunting di Indonesia masih berkisar sebanyak 21,6 persen. Jumlah tersebut turun dari sebelumnya yang mencapai 24,4 persen. Prabowo-Gibran menyatakan, pengganggu kehidupan generasi muda bangsa ini harus segera ditangani secara langsung dan massal oleh pemerintah untuk memastikan tercapainya kualitas SDM dan kualitas hidup yang baik. Terakhir, Salamudin menegaskan, program ini bukanlah semata soal program populis semata.
Lebih dari itu, melibatkan sebuah harapan akan era kemajuan Indonesia di masa depan. “Ini adalah program besar. Program ini tidak semata-mata diterjemahkan dengan memberikan makanan. Ini menyangkut masa depan generasi penerus bangsa,” pungkasnya.(*)