Sidoarjo, Jurnal9.tv – Polemik adanya pesantren non aswaja terus disikapi NU dari berbagai wilayah di Indonesia. Di Sidoarjo Jawa Timur, Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU akan melakukan pemasangan logo RMI di setiap pondok pesantren di wilayah kabupaten Sidoarjo.
Ide dan gagasan tersebut masih akan disampaikan kepada pengurus cabang NU Sidoarjo maupun kementerian agama kabupaten Sidoarjo.
Selain pemasangan identitas pesantren Aswaja, RMI NU Sidoarjo juga akan mengambil langkah-langkah untuk mengembalikan citra pondok pesantren agar tidak terkesan negatif di kalangan masyarakat. Sejumlah gerakan di antaranya berkordinasi dan komunikasi kepada pengasuh pondok pesantren Aswaja, mengimbau kepada umat agar berhati-hati dan lebih selektif memondokkan anaknya, melakukan pendataan terhadap pondok pesantren Aswaja dan mempublikasikan pesantren Aswaja An Nahdliyah.
Tak cukup langkah tersebut, RMI Sidoarjo juga akan mengambil kebijakan pesantren yang ‘tidak jelas’ nasab keilmuan pengasuhnya, perbaikan menejemen ponpes baik di luar maupum di dalam, memantau kurikulum dan saran prasarana pondok pesantren, serta siap menyatakukan organisasi antar alumni pondok pesantren aswaja di wilayah kabupaten Sidoarjo.
Hal tersebut diungkapkan ketua RMI NU Sidoarjo bersama jajarannya saat berada di kantor sekretriat RMI jalan Kh Mukmin Sidoarjo. Kiai Haji Muhammad Syakir mengaku sangat miris dan prihatin dengan adanya pesantren yang mengajarkan keislaman ekstrem serta menyimpang tidak sesuai ajaran Aswaja.
“Telah mencanangkan slogan ayo mondok, sehingga perlu adanya gerakan pengembalian kepercayaan masyarakat bahwa pondok pesantren Aswaja An Nahdliyah berbeda dengan pesantren Non Aswaja,” terang Kiai Syakir.
Saat ini pondok pesantren di wilayah kabupaten Sidoarjo diketahui ada sekitar 240 pesantren. Akan tetapi yang sudah ber-IJOB atau yang mempunyai izin operasioal sesuai data kementerian agama kabupaten Sidoarjo berjumlah 140 pondok pesantren, baik pondok pesantren Aswaja An Nahdliyah maupun pondok pesantren Non Aswaja.
Untuk pondok pesantren aswaja sendiri kurang lebih 80 persen dan sisanya merupakan pesantren non Aswaja. (rhk/snm)