Pernah Terjadi di Zaman Rasulullah, Ini Kebijakan yang Diambil untuk Atasi Resesi

Surabaya, Jurnal9.tv – Resesi 2023 yang diprediksi akan terjadi dipicu kenaikan suku bunga oleh bank sentral di seluruh dunia, dan perang antara Rusia-Ukraina.  Hal ini memicu penurunan permintaan ekspor dari Indonesia. Krisis ekonomi sebenarnya tidak hanya sekali ini terjadi. Di zaman Rasulullah dan para sahabat juga pernah mengalami krisis ekonomi. Ada beberapa langkah yang dilakukan pada masa itu. Bisakah kita belajar dari itu?

Prof. Dr. H. Ali Mufrodi, MA, Dosen Sejarah Kebudayaan Islam mengatakan, Adanya perang tersebut memicu naiknya harga minyak dan kebutuhan pokok lainnya dan menjadikan krisis ekonomi secara global.

Prof Ali Mufrodi

Krisis di zaman Rasulullah dulu terjadi ketika beliau masih berada di Makkah dan mengutus para sahabatnya untuk berhijrah ke Habasyah. Hijrah tersebut dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu ketika tahun ke 5 dan ke 6 keNabian. Dan ketika tahun ke 7, umat islam diboikot atau disendirikan dan tidak boleh berhubungan dengan orang-orang Quraisy. Pada saat itulah, terjadi krisis ekonomi pada zaman Nabi Muhammad SAW. Tapi tidak semua orang Quraisy ikut melakukan pemboikotan terhadap kaum muslim, karena keluarga dari Nabi Muhammad pada saat itu masih memberikan makan dan minuman kepada Nabi.

Krisis yang kedua ini ketika Nabi Muhammad ada di Madinah, pada masa itu ada banyak sekali perang seperti Perang Badar, Perang Uhud dan Perang Ahzab. Yang dimaksud Perang Ahzab adalah Perang Sekutu. Pada saat Perang Ahzab ini kaum muslimin kalah, kaum Quraisy dan Yahudi pun bersiap untuk merancang perang selanjutnya yang bertujuan untuk menyudahi kaum muslimin. Pada masa perang itu, ada salah satu sahabat Nabi yang bernama Salman Alfarisi, beliau mengusulkan agar kaum muslimin membuat parit untuk bersembunyi dari sekutu. Dalam keadaan ini Rasulullah juga mengalami krisis, karena tidak bisa berkomunikasi dengan dunia luar.

Sejak zaman Rasulullah sudah mengenal kebijakan fiskal, dulu belum ada uang kertas jadi yang digunakan adalah dinar dan dirham. 1 dinar setara dengan 4,25 gram emas, kalua dirham itu 1/10 dari uang dinar. Pada zaman Rasulullah, uang yang didapat pemerintahan melalui infaq, sodaqoh dan lain-lain.

Kebijakan tersebut juga bisa diterapkan untuk mengatasi krisis di masa saat ini. Dengan cara melakukan zakat mall. Prof Ali mencontohkan orang yang mempunyai lahan luas, sawah yang lebar itu seharusnya kena zakat pertanian, jika zakat perdagangan berati setahun sekali membayarnya. Bank muamalah jika bekerja dengan baik dan maksimal kemungkinan bisa menutup hutang negara.

“Jika kita ingin terhindar dari resesi 2023, maka kita harus meminimalisir hutang,” jelasnya.  

Selain kebijakan fiskal kita juga bisa menggunakan ekonomi syariah untuk pedoman keungan pada saat ini. Pada masa sekarang ini banyak sekali pemikiran-pemikiran bebas, oleh karena itu kita harus punya pedoman ekonomi syariah. Tidak bisa dipungkiri lagi, ekonomi syariah pasti masih berdasakan Al-Quran dan As-sunah. Sebagai umat islam kita juga harus memikirkan cara mengatur keuangan agar tidak terdapat riba di dalamnya.  

Jadi, bisa kita simpulkan kalau krisis pada zaman Rasulullah itu disebabkan bukan karena faktor ekonomi, melainkan karena perebutan ideologi atau sentiment kepercayaan. Sementara untuk mengantisipasi resesi, pemerintah bisa menggunakan kebijakan fiskal atau memerkuat ekonomi syariah.