Home » Target Tahun Ini, RSI A Yani Jadi RS Pendidikan bagi FK Unusa
PERISTIWA

Target Tahun Ini, RSI A Yani Jadi RS Pendidikan bagi FK Unusa

SURABAYA, JURNAL9.tv- Rumah Sakit Islam Surabaya Ahmad Yani (RSI A Yani) melantik pimpinan baru untuk masa bakti 2020 -2024.

Tiga pimpinan RSI A Yani dilantik Ketua Yayasan RSI Surabaya (Yarsis) Prof Mohammad Nuh, Rabu (2/9/2020). Ketiganya yakni Dr H Samsul Arifin, MARS sebagai Direktur, H Djunarjo, SIP, MM sebagai Wakil Direktur Keuangan dan Drg Hj Laily Rachmawati, SpPerio sebagai Wakil Direktur Pelayanan Medis.

Direktur RSI A Yani, Dr Samsul mengatakan ada banyak rencana yang harus dicapai RSI ke depan. Salah satunya menjadi rumah sakit pendidikan (RSP) menyusul RSI Surabaya Jemursari yang lebih dulu menyandang gelar tersebut.

Menjadi RSP harus bisa diraih pada tahun ini sehingga semakin memerkokoh kehadiran Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (FK Unusa).

“Kampus swasta yang punya dua rumah sakit pendidikan ya hanya Unusa. Bahkan Perguruan Tinggi Negeri yang punya dua rumah sakit juga tidak banyak,” kata Dokter Samsul.

Karenanya untuk menjadi RSP, RSI A Yani melakukan berbagai langkah. Dan juga harus memenuhi syarat yang ditentukan. “Kita sudah persiapkan jauh-jauh hari. Tinggal eksekusinya saja,” tukasnya.

Rektor Unusa, Prof DR Ir Achmad Jazidie, MEng saat ditemui di acara pelantikan berharap kepemimpinan RSI yang baru bisa semakin memerkuat dua lembaga yakni RSI dan FK Unusa untuk bersama mencetak lulusan dokter handal.

RSI A Yani dan Jemursari adalah dua rumah sakit yang berada di bawah yayasan yang sama dengan Unusa yakni Yarsis dan harus saling memerkuat satu sama lain.

“Memiliki dua rumah sakit kalau bisa sama-sama rumah sakit pendidikan adalah nilai positif bagi Unusa khususnya Fakultas Kedokteran. Walau RSI dua-duanya itu juga tempat praktik bagi mahasiswa fakultas kesehatan di luar FK yang ada di Unusa. Kehadiran RSI penting buat Unusa,” kata Prof Jazidie.
Sementara itu, Ketua Yarsis, Prof Nuh mengatakan RSI sebagai pusat layanan kesehatan harus melakukan pendekatan terbaik yakni kemanusiaan. “Karena sumber pelayanan di RSI adalah manusia,” ujar Prof Nuh.

Karenanya pelayanan itu harus lebih personal. Tenaga media harus melihat kebutuhan masing-masing pasien yang jelas tidak sama kebutuhannya. Sehingga harus ada tim yang siap dengan sabar menyapa, memberikan edukasi dan sebagainya.

“Antara pasien yang satu dengan yang lain tidaklah sama. Jadi harus melihat satu persatu pasiennya,” tandas Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tersebut.

RSI A Yani sendiri sudah berkomitmen memberikan layanan personal sebagai layanan unggulan. Bahkan, di saat pandemi Covid-19 ini, RSI A Yani memberikan layanan berbeda kepada pasien, dengan harapan tingkat kesembuhan pasien bisa lebih meningkat.

“Bahkan, kami memberikan kebijakan di luar batas kewajaran. Karena pasien Covid-19 itu sangat berbeda perlakukannya antara satu dengan yang lain. Mereka tidak hanya berjuang melawan penyakitnya tapi juga harus melawan stress yang mendera,” tandas dokter Samsul. (ahs/ren)