Jatim Kebut Investasi Rp57 Triliun Demi Cipta Lapangan Kerja, 38 Daerah Teken Komitmen Sinergi

Surabaya, jurnal9.tv -Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Bank BI Jatim kembali memacu percepatan masuknya investasi sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi daerah. Melalui High Level Meeting (HLM) Forum Investasi Jawa Timur 2025 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (15/7), 38 kabupaten/kota resmi menandatangani komitmen penguatan pelayanan investasi dan realisasi penanaman modal secara inklusif.

Agenda ini menjadi tindak lanjut atas capaian strategis forum sebelumnya, di mana Pemprov Jatim telah menyiapkan 46 proyek investasi senilai Rp57,5 triliun yang siap ditawarkan kepada calon investor, termasuk 12 Letter of Intent (LoI) dari sejumlah perusahaan asing.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono menjelaskan, langkah konkret ini diharapkan mendorong penciptaan lapangan kerja baru, mempercepat pemerataan pembangunan, sekaligus memperkuat posisi Jatim sebagai pusat pertumbuhan ekonomi nasional.

“Dengan sinergi lintas daerah ini, kita ingin mempermudah investasi, menyiapkan lahan, mempercepat infrastruktur, dan memperkuat pelayanan satu pintu di semua kabupaten/kota,” tegasnya.

Forum investasi ini juga melibatkan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jatim, Kombes Roy Hutton Marullamrata, menegaskan jajarannya akan menjaga stabilitas keamanan proyek-proyek strategis, mencegah konflik sosial, hingga patroli intensif di objek vital ekonomi.

“Bagi investor, kami tegaskan Jawa Timur adalah tempat yang aman. Kami juga mengimbau patuh pada proses perizinan agar terhindar dari potensi hukum, termasuk premanisme,” jelasnya.

Dari sisi daerah, sejumlah kepala daerah memaparkan kesiapan investasi di wilayahnya. Bupati Lamongan menyebut lahan industri seluas 6.000 hektare di daerahnya siap dikembangkan untuk sektor maritim dan pariwisata. Bupati Ngawi menyoroti perlunya harmonisasi regulasi lintas instansi meski daerahnya unggul secara logistik dan upah tenaga kerja. Sementara Bupati Nganjuk menekankan perlunya perbaikan akses jalan provinsi untuk memperkuat kawasan industri setempat.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jatim, Ibrahim, menilai investasi adalah kunci peningkatan daya saing daerah. Menurutnya, Jatim masih memiliki peluang besar di sektor pasar tenaga kerja, digitalisasi, dan integrasi sistem keuangan.

“Pasar besar kita harus diimbangi adopsi teknologi dan penguatan sistem keuangan. Itu modal percepatan investasi yang berkelanjutan,” paparnya.

Pentingnya iklim investasi yang bersih turut ditegaskan dalam Deklarasi Bebas Pungli dan Premanisme yang ditandatangani Gubernur Jatim, Kapolda Jatim, dan seluruh kepala daerah. Ini sekaligus mempertegas komitmen bersama menjaga kenyamanan dunia usaha.

Forum ini juga menegaskan arah prioritas investasi Jatim ke sektor strategis seperti tebu dan sapi perah, yang dinilai paling siap secara ekosistem dan mendukung ketahanan pangan nasional.
“Investasi bukan sekadar angka, tapi pencipta lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Kuncinya ada di sinergi semua pihak,” pungkas Sekdaprov Adhy.

Dengan forum investasi ini, Jawa Timur memperkuat posisi sebagai magnet ekonomi nasional, sekaligus membuka peluang kerja baru bagi masyarakat.