Probolinggo, Jurnal9.tv – Kenaikan harga beras premium dan medium terjadi di sejumlah pasar tradisonal Kabupaten Probolinggo Jawa Timur sepekan terakhir. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) langsung turun lapangan memantau fluktuasi harga.
Pantauan harga beras salah satunya dilakukan di Pasar Dringu, DKUPP bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah, Dinas Ketahanan Pangan, Bulog, dan aparat hukum setempat yang meninjau harga beras hingga ke lapak-lapak pedagang pasar.
Kepala DKUPP Kabupaten Probolinggo Anung Widiarto, menyampaikan hasil pantauan fluktuasi harga beras yang diketahui terjadi kenaikan.
Kenaikan cukup signifikan terjadi pada beras jenis premium yang berkisar antara 700 sampai 1.200 rupiah per-Kilogram Sedangkan untuk harga beras medium terjadi kenaikan 100 rupiah per-kilogram.
“Kenaikan harga disebabkan faktor cuaca musim penghujan dan belum masuk masa panen raya, sehingga pasokan beras kualitas premium tidak maksimal karena hasil panen petani rusak,” kata Anung.
Salah seorang pedagang beras di Pasar Dringu, Siti Hasanah, mengakui jika ada kenaikan harga beras medium dan premium.
“Beras medium yang dikeluarkan Bulog kualitasnya lebih buruk dibandingkan beras medium lain yang beredar di pasaran,” ungkapnya.
Pihak DKUPP, TPID, dan Bulog Probolinggo menjamin stok beras aman hingga akhir Maret atau awal April 2023 mendatang. Hal itu berdasarkan pada masa-masa itu masuk musim panen raya.
“Sebenarnya kualitas beras itu dilihat dari apanya si mas? Visualnya atau rasanya. Seperti halnya beras bulog hasil serapan petani local. Karena kadar airnya 14 jadi kering karena itu untuk disimpan, kalau beras yang dijual di pasar itu kadar airnya tinggi karena untuk langsung konsumsi, sementara beras bulok maksimal kadar airnya 14 karena untuk disimpan jangka lama. Sehingga cara memasaknya harus disesuaikan agar bisa pulen,” jelas Nur Huda Wakil Pimpinan Cabang Bulog Sub Divre Probolinggo.