Jakarta, jurnal9.tv -Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi RI yang juga pernah duduk sebagai anggota DPR RI dan Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM RI, Prof. Mahfud MD memberikan nasehat dan pendapat hukum yang ditujukan kepada Pimpinan Partai Politik dan para anggota DPR terkait rencana rencana revisi aturan pilkada yang akan menganulir keputusan Mahkamah Konstitusi (MK). Pernyataan ini disampaikan di akun media sosial Istagram pribadinya @mohmahfudmd, Kamis (23) pagi, menyusul meluasnya penolakan meluas masyarakat sipil atas langkap lembaga legislatif tersebut.
Dalam postingnya, Mahfud menyatakan putusan Mahkamah Konstitusi adalah tafsir resmi konstitusi yang setingkat UU. Berpolitik dan bersiasat untuk mendapat bagian dalam kekuasaan itu boleh dan itu memang bagian dari tujuan kita membangun negara merdeka. Tetapi ada prinsip demokrasi dan konstitusi yang mengatur permainan politik. “Adalah sangat berbahaya bagi masa depan Indonesia jika melalui demokrasi prosedural konspirasi dengan menang-menangan jumlah kekuatan hanya dengan koalisi taktis,” tegasnya.
Menurut Mahfud, dengan praktik ini, maka siapa pun akan bisa merebut kue-kue kekuasaan dengan mudah dan murah, tetapi harus dibaya dengan mahal bagi seluruh rakyat dan banhsa Indonesia, yakni pelanggaran konstitusi. “Silahkan ambil dan bagi-bagi kue kekuasaan. Sesuai konstitusi Anda berhak melakukan dan mendapat itu. Tetapi, tetaplah dalam koridor konstitusi agar Indonesia selamat. Berbuatlah tapi Jangan pernah lelah mencintai Indonesia,” tulis Mahfud dengan tegas.
Dalam posting sebelumnya, Mahfud juga memberikan pesan kepada apa yang dia sebut ‘Kawan-kawanku Eksponen Angkatan Reformasi 1998’. “Sudah 25 tahun, kita melakukan reformasi dan sudah banyak di antara kita yang menggengam kekuasaan. Yuk, berhati-hati memelihara kekuasaan sebagai amanah. Jangan sewenang-wenang dan jangan korupsi, baik korupsi uang maupun korupsi politik,” tukasnya.
Mahfudz memberi perlambang, situasi ini sebagai momentum berbahaya dan mengerikan, ibarat sedang menaiki binatang buas. “Jangan sampai kita terjebak ke dalam situasi spt sedang menunggangi singa liar. Menunggangi singa liar itu mengerikan. Mau turun takut diterkam singa, mau terus di punggung singa pasti takkan kuat dan pasti ada batasnya. Terkadang banyak juga yang memanah singa tetapi nyasar ke penunggangnya,” ungkapnya.
Mahfud mengingatkan, situasi saat ini harus diupayakan agar tak sampai masuk ke situasi menunggangi singa liar. “Jagalah kekuasaan dgn menegakkan konstitusi dan membangun demokrasi yang berkeadaban. Semoga Tuhan selalu memberkati Indonesia,” saran Mahfud (*)